Pertama kali lihat kalimat Gong Xi Fa Cai.
Tahun 2000. Bulan Februari. Itu pertama diadakan upacara Imlek di Indonesia; setelah 30 tahun dilarang oleh Soeharto. Gus-Dur mengubahnya sebulan sebelum itu.
Di mal, ada poster. Ada tulisan... Selamat tahun baru, Gong Xi Fa Cai. Hah...? Apa itu?.Aku terheran heran. Memandang dengan rasa tidak percaya. Apa artinya? Itu bener atau tidak? Selama 50 tahun belum pernah melihat kalimat itu. Aneh...
Dulu selama berpuluh tahun tidak ada orang keturunan Cina di Jawa (Tengah) yang pernah membaca atau menulis kalimat itu. Tidak ada... dulu ucapan untuk Selamat Tahun Baru Imlek selalu ditulis begini (transliterasi logat Hokkian):
Sin Tjhoen Kiong Hie (baris pertama)Thiam Hok Thiam Sioe (baris kedua)
Itu penulisan atau romanisasi cara Belanda. Orang di Jawa melafalkan:
(Th dibaca D, di Jawa Tengah)
- Kionghi logat Hokkian untuk Gongxi, selamat
- Sin, baru
- Tjhoen/Chun, musim semi...
Jadi, terjemahan bebasnya, "selamat, musim semi telah datang". Baris kedua, entahlah... Aku tidak tahu. Cari sendiri.
Maka... aku masih ingat. Banyak tulisan di Kompas membahas Gong xi fa cai ini. Gongxi, sudah tahu, ya.... Fa cai, semakin kaya; semakin makmur... Ada yang bilang itu hanya ucapan sesama pengemis di Hongkong atau Shanghai. Kan mereka pengen makmur, katanya... Aku tidak peduli dengan itu.... Mbuh.. Tidak tahu... Yang bikin penasaran, kenapa dalam 30 tahun budaya ucapan bisa berubah sejauh itu? Mendadak! (Kalau sekadar penasaran, tanya saja sama Rhoma Irama. Kan lagunya juga "Penasaran" 😊). Tapi aku pengen tahu detail nya. Mengapa? Bagaimana? Kapan? Dan perburuan itu ternyata makan waktu bertahun2...
Ternyata, oh, ternyata... Orang2 berbahasa mandarin sudah menggunakan ucapan Gong Xi Fa Cai selama ratusan tahun. Kakek buyut saya yang datang ke Indonesia sejak 150 atau 200 tahun yang lalu itu hanya bisa berbahasa daerah Hokkian. Sebagian besar dari mereka tidak bisa bahasa Mandarin. Karena itu tidak dikenal istilah Gong Xi Fa Cai yang banyak dipakai di daerah Shanghai atau Beijing. Yang dipakai adalah ucapan dialek Hokkian itu tadi.
Kata penutur asli
Anehnya, 20 tahun lalu... Saya ketemu dengan seorang yang tiap hari bicara bahasa Hokkian di rumah. Bisa menulis huruf Cina. Dia sangat terpelajar. Bisa berbagai bahasa. Berumur sekitar 60 tahun. Lebih tua dari saya. Saya tanya: Apa arti dari ucapan bahasa Hokkian baris kedua tadi (yang baris pertama itu jelas. Saya juga tahu). Tapi yang baris kedua ? Bisa dicari di internet, sih, tapi kan banyak orang ngawur. Saya pengen tahu langsung dari penutur asli... Saya minta dia untuk menduga-duga; Bagaimana penulisannya dan apa kemungkinan artinya. Dia lama sekali berpikir ... berulang-ulang ... dan tidak ketemu ... sama sekali tidak ketemu... dan menyerah. Dia bilang di daerah sini di sekitar kepulauan Riau, tidak pernah ada orang yang mengucapkan itu. Yang mirip2 itu juga tidak ada... Maka, menebak juga tidak bisa. Hahaha ....
Isolasi Geografi nya Darwin
Darwin bilang, kalau terpisah secara geografi, Kalimantan dan Sulawesi, misalnya, setelah jutaan tahun, mahkluk hidup akan mengalami evolusi biologi... Berubah jadi berbeda. Sulawesi punya hewan tapir, babi rusa. Kalimantan, Sumatra, Jawa tidak ada... Evolusi sejenis dalam segi bahasa terjadi di sini. Waktu itu tidak banyak interaksi antara masyarakat keturunan Cina di Jawa dan yang di Kepri, Singapura, apalagi Beijing. Selama 200 tahun terisolasi... yang di Jawa tidak berubah. Yang di sana sudah berubah mengikuti kebiasaan di Beijing Shanghai.
"Selamat... musim semi telah datang" itu ucapan 200 tahun lalu. Bersama datang nya internet, hilang lah isolasi... hilang juga ucapan 200 tahun lalu itu... Semua menyatu... Gong Xi Fa Cai..
Catatan: saya tidak bisa bahasa Mandarin maupun Hokkian. Cuma tahu sepotong2.
*** Kalau ada yang tahu mengenai hal ini, mohon koreksi dan masukan 🙏
Masukan dari teman2:
- Di Jawa (Tengah), ucapan memang ketinggalan 200 tahun. Imigran yang datang mungkin banyak yang asalnya petani. Sehingga musim atau cuaca hal yang sangat perlu bagi mereka. Musim semi mulai tanam padi lagi... Sebaliknya, orang Shanghai, Beijing, tidak... bukan petani. Banyak pedagang, pengusaha, pejabat pemerintah, kaum cendekia, dll, Maka musim kurang diperhatikan. Yang penting, fulus... duit :)
- Sebagian teman di Medan dan Jakarta, yang di rumah pakai bahasa Kong Hu, pakai ucapan Gong Xi Fat Cai (dalam logat mereka, Kong hi fat choi) sejak kecil.
- Di Medan, gong xi sering diganti dengan "ki ni", artinya tahun ini. Jadi, ucapannya adalah "Ki ni huat cai". Semoga tahun ini banyak rezeki. Kadang ditambah "tua/toa" yang artinya "gede, besar"... " Ki ni tua huat cai.." Semoga rezeki tahun ini banyak sekali... (BTW, jangan2 kata "kini" bahasa Indonesia berasal dari ini?)
- Balik ke baris ke 2 yang saya permasalahkan, Thiam Hok Thiam Siu. Bahasa Hokkian ini berarti:
- Thiam = tambah
- Hok = rezeki (kita sering dengar "hoki", "hok-khi", keberuntungan)
- Siu = umur
Semoga yang baca tulisan iniBanyak rezeki, panjang umur
No comments:
Post a Comment