Thursday, January 16, 2025

Vitrektomi (3) - Kisah lensa mata jatuh, glaukoma, buta total, dan melihat lagi

 Ilustrasi saja

Sabtu, 2 Nov 2024, jam 12 siang. Siang itu aku sedang berdiri di dekat wastafel. Menatap cermin... Kok mata kanan  seperti tidak enak ya... Coba lihat ke cermin. Tidak tampak hal aneh. Semua biasa saja. Rada merah saja. Mendadak dengan cepat mata kanan sakit sekali. Pegal sekali. Makin lama makin hebat. Penglihatan yang buram itu menurun terus... Aku segera tahu. Glaukoma akut ‼ Dengan sangat cepat penglihatan meredup... dan buta total. Ini keadaan gawat darurat yang ditakuti dokter. Terlambat sedikit, mata buta permanen, selamanya... Aku banyak tahu karena tahun lalu membantu adik yang  mengalami hal serupa... Sial bener...

Cerita sebelum itu... Kedua mata ku ini sudah dioperasi katarak. Lensa di dalam mata diganti plastik. Biasa lah... lansia... Yang tidak biasa adalah kisah perjalanan mata ini. Baca, supaya kalau ada yang mengalami hal serupa (mungkin anak, saudara, ponakan, teman), punya pengetahuan yang lebih dalam tentang hal ini dan mungkin dapat menolong nya...

Sudah belasan atau puluhan tahun aku ada masalah retina mata kanan. Retina adalah bagian belakang bola mata yang dipakai untuk menangkap cahaya. karena rusak, ada bagian2 buta di mata. Ibaratnya orang yang pakai kacamata yang diciprati lumpur. Sebagian kelihatan, sebagian tidak. Misal kalau di cermin, mata kanan yang rusak itu menatap mulut, mata kiri tidak terlihat tapi mata kanan terlihat. Kalau mau melihat mata kiri, mata kanan harus digerakkan, baru terlihat. Masalah ini disebut AMD; Age-related Macular Degeneration. Kerusakan makula retina karena umur. 

Seperti ada tirai hitam menutupi. Ternyata itu pinggir lensa
 

Sebulan lalu aku merasa ada seperti tirai berbatas tegas yang akan menutupi mata kanan, dari arah kanan. Karena mata itu ada problem AMD, aku segera ke dokter retina, tempat periksa tiap kali ada masalah... Periksa lengkap. Termasuk OCT retina yang canggih. Tidak ada apa2, katanya. Retina tetap seperti sebelumnya; stqa, status quo ante, istilah dokter, statusnya sama seperti sebelum ini .. Lalu, bayangan hitam bertepi jelas yang akan menutupi mata itu apa? Tidak tahu, katanya. Mungkin floaters? Aku tidak percaya. Aku tahu floater. Itu benda2 kecil, banyak, yang terapung2 di cairan di dalam bola mata... Coba tanya2 ke teman2 dokter mata apa mungkin lensa terlipat tepinya... Tidak, kata teman2. Aku sudah mencurigai lensa. Tapi tidak pernah dengar lensa jatuh. Dikira terlipat.

Ada yang menarik dari bayangan hitam serupa tirai tadi. Kadang lebih ke tengah, kadang lebih ke tepi. Kadang bisa aku geser sedikit dengan tangan. Pelan2 bayangan hitam tadi makin ke tengah dan setelah 1 bulan, pada Jumat, 1 Nov, tiba2 dia menutupi mata. Buram.  Penglihatan turun tajam sekali; semua kabur... Bisa lihat, tapi tidak bisa untuk lihat bagian2 wajah. Esok harinya, terjadilah peristiwa itu...

Sabtu, 2 Nov, jam 12 siang, kembali pada awal cerita ini... mendadak mata kanan sakit sekali. Karena tahu ini glaukoma akut, segera aku minta obat adik ku, tetes mata timlolol + obat diuretika azetazolamide (Glaucon) yang dia makan. Gojek bantu ambil obat... Obat langsung diteteskan dan tablet dimakan. Mata tetap sakit. Satu jam kemudian ke dokter mata ku. OCT retina diperiksa lagi, lalu slit lamp, itu alat seperti mikroskop dengan cahaya menyilaukan yang diarahkan ke mata... Tekanan intraokular tinggi sekali. Tidak terdeteksi dengan alat di situ. Hal2 lain tidak ada apa2. "Kembali Senin (atau Selasa?) nanti, ya". Dokter glaukoma tidak praktek hari Sabtu ini. Dikasih obat saja. (sama dengan yang sudah saya makan tadi).

Waduuh... Cilakak.

Aku tahu. Kalau mata mau selamat, perlu laser segera. Istilahnya, LPI (Laser Peripheral Iridotomy), melubangi iris (bagian yang warna coklat atau biru di mata)... Mulailah tanya2 pada anak teman yang juga ahli glaukoma (terima kasih banyak, Dr. Triya), dan dikatakan mungkin ada di RS X. Benar juga. Ada.  

Segera diantar anak ke sana. Diperiksa. Penglihatan/visus kanan hampir nol. Cuma bisa lihat bayangan tangan kalau gerak. Jari tidak kelihatan. Tekanan intraokular, di dalam mata, 73. Normalnya 20 ke bawah. Kepada dokter, aku langsung bilang, minta LPI. Difoto dari samping. Terlihat bahwa lensa bergeser, menutupi saluran di situ. itulah sebabnya tekanan intraokular (dalam mata) naik tinggi sekali. Bayangan tirai hitam yang terlihat itu ternyata pinggiran lensa. Aku senang sekali dengan penjelasan ini, karena cocok dengan dugaan ku. Ini masalah lensa, bukan floater... LPI segera dilakukan... 5 menit... Beres... Kalau mau, lensa dicopot saja... afakia (tanpa lensa). Kata dokter glaukoma itu. Aku bingung... Lho, abis itu pakai kacamata plus yang tinggi? ... "Tidak usah. Kan sudah tidak bisa lihat apa2 sekarang ini..."  (Waduh, kan nanti mungkin bisa lihat. Dan terbukti penglihatan hampir balik semula ke keadaan 2 bulan lalu). 

 

Laser, LPI

 
Sedikit tentang laser LPI

Laser ini untuk membuat lubang di iris (tadi sudah diceritakan, itu bagian yang warna cokelat pada kita, warna biru pada sebagian bule). Laser ditembakkan ke arah atas. Kalau dianggap iris itu seperti jam, maka yang ditembak itu titik di antara antara jam 11 dan jam 1. Kenapa? Antara lain supaya tidak kelihatan. Kan daerah itu tertutup kelopak mata atas. Besar lubangnya? Kecil sekali, ukuran mikron. 0,1 - 0,2 mm. Sepersepuluh dari 1 mm. Bayangkan... Tapi itu cukup untuk mengalirkan cairan mata yang tersumbat, sehingga tekanan dalam bola mata menurun. Berapa lubang diperlukan? Biasanya cukup satu. Bisa menutup lagi? Tentu bisa, meski jarang. Sementara itu penyebab kenaikan tekanan mungkin sudah diatasi, dan tidak perlu lubang tadi. Prosedur cuma 5 menit. Tidak sakit.

Oya... Ada dua pendapat. Ada dokter yang tidak mau melakukan laser ini sebelum tekanan mata turun sedikit dulu. Berbahaya, katanya. Jadi, makan obat dulu supaya turun sedikit. Pendapat lain, kalau tidak langsung laser, bagaimana bisa cepat turun? Untung aku ketemu dokter ini. Dan laser berjalan lancar. (mungkin lubangnya lebih kecil dari 0,1 mm supaya aman? Entahlah)

Begitu lah. Sesudah LPI, tekanan turun terus. Dua hari kemudian, TIO, tekanan intra okuler, 12 kanan dan kiri. Rendah. Batas adalah 20.  Glaukoma teratasi. Diperiksa lagi di RS 2 hari kemudian. Ini lensa sudah jatuh ke dalam bola mata, katanya. Harus diambil lewat vitrectomy, disayat dari bagian mata yang putih. Bius total. Tidak bisa di situ. Maka dirujuk ke RS lain. 

Lubang yang dibikin oleh laser
 

Mata ternyata masih bagus

Dua hari sesudah laser itu, penglihatan membaik. Kembali seperti sebelum glaukoma: yakni, bisa melihat, tapi buram. Bisa untuk berjalan di rumah, tahu di mana letak meja kursi. Tapi tidak bisa lihat detailnya. 

Jadi, lensa silikon ku jatuh ke dalam mata. Sambil menunggu prosedur selanjutnya ini, aku kadang menundukkan kepala. Dan secara kebetulan sekali, lensa jatuh ke lubang tempat nya semula. Langsung penglihatan hampir sempurna. Horee... Alangkah senangnya...  Bisa baca semua huruf yang besar2 di RS. Hehehe...  Jadi, glaukoma ini tidak membawa efek banyak pada mata ku, karena cepat dilaser. Tidak perlu buta seperti terjadi pada banyak orang... 

Tapi lensa tadi kan cuma kebetulan nempel ke situ. Setelah kepala bergerak2 lagi, lensa jatuh lagi. Buraaam lagi. Pernah dua kali lensa nempel selama 5 - 6 jam. Bisa seperti normal. Waktu tidur, rebah, dia jatuh lagi. Lama2 malas goyang2kan kepala, tundukkan kepala, supaya lensa jatuh ditempatnya... Biar deh. Nanti dia diambil, buang, tempel lensa permanen di tempat seharusnya. 

Pemandangan yang terlihat setelah glaukoma teratasi. Tanpa lensa di dalam mata. Semua kabur. Tapi masih bisa lihat. Nanti setelah operasi lagi, dan dipasangi lensa, penglihatan akan beda sekali. Jauh lebih jelas.


Apa penyebab semua masalah mata ku itu?

Penyebabnya: bantal rotan. Aku suka sekali pakai bantal ini. Keras2 lembut. Ringan sekali, karena banyak lubang nya. Kalau mau pakai tinggal raih. Taruh. Mau buang juga gampang... Inilah bantal yang dulu dipakai kaisar2 Cina. Hahaha ... Dulu nemu di Tokopedia, dan langsung beli. Dan langsung suka. Dan langsung dipertahankan 10 tahun. Kalau rusak, ganti... sampai kena glaukoma ini. Sekarang terpaksa dibuang.


 

Sekitar 1 - 10 Oktober 2024... aku tidur. Biasanya kalau tidur semua bantal aku buang. Tanpa bantal rotan. Tanpa bantal empuk lain.  Tapi ada saatnya ketiduran saat pakai bantal. Sering. Sudah lama pakai bantal rotan. 10 tahun tidak ada masalah. Sampai siang itu. Aku tertidur di bantal rotan, dan mata tertekan ke ujung bantal yang runcing. Ada bagian selimut di situ. Jadi tidak sakit. Waktu bangun, aku terkejut. 

Waduh, mata kanan tergencet... jadi masalah apa tidak nih dengan mata. Coba lihat kanan kiri. Tes ketajaman visus. Semua normal... lega... Dengan cepat peristiwa ini terlupakan. Semua berjalan seperti biasa. Maka waktu mulai ada "layar hitam", sedikit pun tidak terpikir masalah lensa bergeser. Yang terpikir mungkin kah lensa plastik itu terlipat. Maklum lah, aku bukan spesialis mata. Tapi dokter mata yang pertama juga tidak bisa mendeteksi itu dengan alat slit lamp. 

Waktu akan dilaser dan difoto dr samping, baru jelas terlihat pergeseran nya. Tapi kalau kecurigaan cukup tinggi, dari depan juga terlihat sih. Tapi teman2 yang dokter mata juga bilang, kadang sulit mendeteksi pergeseran lensa, kalau kecurigaan tidak cukup tinggi.

 

Hikmah peristiwa ini

  • Bila glaukoma akut segera ditangani (saya 6 jam), penglihatan bisa banyak pulih. 90%
  • Pelajaran waktu kuliah: periksa bola mata keras atau tidak.... Percuma. Saya tidak bisa membedakan. Dokter mata tiap hari pegang mata. Jadi tahu mana yang keras.
  • Bagi yang pakai lensa tanam (operasi katarak), jangan pakai bantal yang keras. Mungkin sebaiknya juga jangan terbiasa mengganjal samping kepala dengan tangan. Bagian2 buku2 tangan bisa mendorong lensa dan bikin masalah... Ini salah satu calon bahan penelitian yang bagus bagi para dokter mata yang mau ambil gelar doktor, S3. Benarkah pasien2 yang lensanya dikatakan jatuh sendiri tanpa trauma apapun itu betul2 tanpa trauma? Atau seperti saya, tergencet waktu tidur dan tidak disadari? Beberapa pasien di RS yang mengalami hal yang sama, bilang, mendadak tidak melihat. Penyebab? Tidak tahu.
  • Kalau ada bagian mata yang gelap seperti tertutup tirai sebagian, langsung ke dokter mata. Tanya apa ini bukan pergeseran lensa. Minta difoto. Kalau cepat ketahuan, mungkin tidak perlu operasi berlama2.
  • Bagi Kementerian Kesehatan.... Halo, pak BGS...  Segera usahakan adanya pusat2 penanganan glaukoma di seluruh penjuru Indonesia. Bikin statistik berapa jumlah korban glaukoma akut. Entah berapa banyak orang jadi buta selamanya akibat penyakit ini, yang tidak tertangani karena
  • tidak ada alat laser nya, atau
  • tidak ada dokternya. Pikirkan. Latih para dokter mata di IGD mata untuk dapat menjalankan LPI. (atau impor dari India? Hahaha)

That's all for now... Not too bad for a person who had been blinded by glaucoma... and recovered.


No comments:

Post a Comment