Seorang gadis pergi ke kota lain untuk kuliah. Lama dia tidak menghubungi orang tuanya. Setelah sekian waktu, akhirnya, ia memutuskan untuk menulis surat kepada mereka untuk menjelaskan alasannya. Dan inilah isi suratnya:
Ibu dan Ayah tercinta,
Sejak aku kuliah, aku begitu sibuk sampai lupa menulis surat. Aku benar-benar minta maaf karena tidak mengirim kabar selama ini. Sekarang, aku ingin memberi kabar terbaru.
Tapi sebelum itu, bisakah kalian duduk dulu? Serius, duduklah. Ini penting sekali.
... ...
Aku baik-baik saja. Waktu itu tulang tengkorakku retak dan gegar otak saat melompat dari jendela asrama karena gedung itu kebakaran. Sekarang sudah hampir sembuh. Aku hanya sakit kepala hebat beberapa kali sehari.
Untung waktu itu ada petugas pom bensin yang melihat kebakaran dan segera berlari menolong, membawaku ke rumah sakit, dan bahkan terus mengunjungiku di sana. Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku tidak punya tempat tinggal... asramaku hangus terbakar. Dia pun dengan baik hati mengajakku tinggal bersamanya di kamar apartemen kecilnya. Kecil, tapi nyaman.
Dia sangat baik, dan kami jatuh cinta. Kami berencana menikah. Belum tahu tanggal pastinya, tapi tentu sebelum perutku terlalu besar.
Ya, Ayah dan Ibu. Aku hamil. Aku tahu kalian pasti sangat menantikan cucu pertama kalian. Aku yakin bayi ini akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sama seperti yang kalian berikan padaku dulu.
Pernikahan kami sedikit tertunda karena pacarku sedang terkena infeksi, dan aku tanpa sengaja tertular. Tapi aku yakin kalian akan menerimanya dengan tangan terbuka. Dia memang tidak terlalu berpendidikan, tapi sangat baik dan penuh semangat.
Oya, ras dan agamanya beda, aku tahu keluarga kita sangat toleran, jadi tentu itu tidak masalah, bukan. Aku cuma diminta pindah agama...
*Baiklah, sekarang setelah aku menceritakan semuanya...*
Sebenarnya, tidak ada kebakaran. Aku tidak gegar otak atau patah tulang. Aku tidak pernah dirawat di rumah sakit. Aku tidak hamil. Aku tidak punya pacar.
Tapi aku gagal di semua ujianku.
Bayangkan jika aku hanya menulis, "Ayah, Ibu, aku gagal semua ujian." Kalian pasti akan sangat marah.
Tapi setelah membaca semua ini dan *ternyata aku cuma gagal ujian*, sekarang pasti rasanya jauh lebih lega, bukan?
-------------------------------
***See... Perspektif itu sangat penting. Sangat, sangat penting.
ENπππΆ✅πππ₯²ππ―πππππ»πΆ
No comments:
Post a Comment