Saturday, April 26, 2025

Mari saling mendoakan.


Semoga ini memberi inspirasi pada kita untuk ikut mendoakan bila ada tokoh2 lain yang meninggal. 

Kita semua akan bertemu di surga (kalau tidak pilih yang lain itu). Apapun agama kita... πŸ™





Friday, April 18, 2025

Niat mulia membawa kebaikan?


Ringkasan cerita:

Ayah Alexander Fleming menolong anak yang akan tenggelam. Ayah si anak membalas budi dengan menyekolahkan Alex. Alex berhasil dalam kuliahnya... Dia akhirnya menemukan obat penisilin, antibiotik yang sangat manjur saat itu.

Obat ini kemudian dipakai untuk mengobati orang yang tak lain adalah anak dari orang yang menyekolahkan Alex... Orang ini selamat dari maut. Dia adalah Winston Churchill, PM Inggris yang sangat terkenal dalam Perang Dunia II. 


Kisah ini sudah beredar sekitar 90 tahun lalu. Bukan baru. Cerita nya penuh inspirasi. Indah. Bagus untuk pendidikan moral anak2, bukan?

Tapi penulisnya ngibul. Churchill pernah ditanya, benarkah kisah itu? Jawabnya: "Cerita nya indah. Tapi tidak betul."


Pelajaran baru untuk kita sekalian

Orang bisa melakukan sesuatu yang tidak baik (berbohong, menipu, bikin hoax), demi "kebaikan"; untuk tujuan luhur; sesuatu yang baik, menurut dia.

Ini amat penting dalam kehidupan. Karena banyak orang berpikir, kalau seseorang itu "baik", tentu tidak akan berbohong, atau bikin hoax. Ternyata mereka kadang tidak terlepas dari jerat si licik. 

Sumber: dari WA. Tidak diketahui.



Friday, March 28, 2025

Pemenang Nobel yang paling bodoh di kelas



Hadiah Nobel

Dengarkan John Gurdon, pemenang Hadiah Nobel Kedokteran tahun 2012, berbicara tentang dirinya. Dia mengaku bukan seorang intelektual. Seorang gurunya bilang "konyol" bahwa Gurdon bercita-cita jadi ilmuwan.

Ahli Biologi Perkembangan Gurdon menerima penghargaan tersebut "atas penemuannya bahwa sel-sel dewasa dapat diprogram ulang untuk menjadi pluripoten." Artinya sel kulit misalnya, bisa dibuat menjadi sel hati, sel jantung, dll. 


+ Gurumu bilang rapormu buruk sekali. Katanya kamu punya cita2 jadi ilmuwan, tapi melihat rapormu, itu cita2 konyol. Ambisimu ini hanya buang-buang waktu... Kamu pernah dapat ranking 250 dari 250 di kelas sains? 

-- Ya, ranking saya terburuk dari 250 siswa. Benar. 

+ Dengan kata lain, paling bawah. Tapi gurumu itu salah sama sekali, ya kan?

-- Tidak tahu juga. Mungkin. 

+ Yah, kamu sudah memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran. 

-- Kamu tidak tahu berapa kali saya gagal dalam eksperimen2 saya.

+ Apa masih punya salinan rapormu itu di lab-mu? 

-- Ya, saya punya. Untuk mengingatkan diri sendiri ketika eksperimen tidak berhasil bahwa mungkin dia (guru tadi) ada benarnya juga. Saya ini sama sekali bukan intelektual, kamu tahu. Saya benci baca buku. Semua buku di sekitar tempat ini membuat saya merasa sangat tidak nyaman. Saya tidak bisa membaca buku kalau bisa saya hindari, jadi saya benar-benar bukan intelektual sama sekali.

========================



Selingan: Surat untuk Ayah dan Ibu

 


Seorang gadis pergi ke kota lain untuk kuliah. Lama dia tidak menghubungi orang tuanya. Setelah sekian waktu, akhirnya, ia memutuskan untuk menulis surat kepada mereka untuk menjelaskan alasannya. Dan inilah isi suratnya:

Ibu dan Ayah tercinta,

Sejak aku kuliah, aku begitu sibuk sampai lupa menulis surat. Aku benar-benar minta maaf karena tidak mengirim kabar selama ini. Sekarang, aku ingin memberi kabar terbaru. 

Tapi sebelum itu, bisakah kalian duduk dulu? Serius, duduklah. Ini penting sekali.

...  ...

Aku baik-baik saja. Waktu itu tulang tengkorakku retak dan gegar otak  saat melompat dari jendela asrama karena gedung itu kebakaran. Sekarang sudah hampir sembuh. Aku hanya sakit kepala hebat beberapa kali sehari.

Untung waktu itu ada petugas pom bensin yang melihat kebakaran dan segera berlari menolong, membawaku ke rumah sakit, dan bahkan terus mengunjungiku di sana. Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku tidak punya tempat tinggal... asramaku hangus terbakar. Dia pun dengan baik hati mengajakku tinggal bersamanya di kamar apartemen kecilnya. Kecil, tapi nyaman.

Dia sangat baik, dan kami jatuh cinta. Kami berencana menikah. Belum tahu tanggal pastinya, tapi tentu sebelum perutku terlalu besar.

Ya, Ayah dan Ibu. Aku hamil. Aku tahu kalian pasti sangat menantikan cucu pertama kalian. Aku yakin bayi ini akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sama seperti yang kalian berikan padaku dulu.

Pernikahan kami sedikit tertunda karena pacarku sedang terkena infeksi, dan aku tanpa sengaja tertular. Tapi aku yakin kalian akan menerimanya dengan tangan terbuka. Dia memang tidak terlalu berpendidikan, tapi sangat baik dan penuh semangat.

Oya, ras dan agamanya beda, aku tahu keluarga kita sangat toleran, jadi tentu itu tidak masalah, bukan. Aku cuma diminta pindah agama... 

*Baiklah, sekarang setelah aku menceritakan semuanya...*

Sebenarnya, tidak ada kebakaran. Aku tidak gegar otak atau patah tulang. Aku tidak pernah dirawat di rumah sakit. Aku tidak hamil. Aku tidak punya pacar. 

Tapi aku gagal di semua ujianku.

Bayangkan jika aku hanya menulis, "Ayah, Ibu, aku gagal semua ujian." Kalian pasti akan sangat marah.

Tapi setelah membaca semua ini dan *ternyata aku cuma gagal ujian*, sekarang pasti rasanya jauh lebih lega, bukan?

-------------------------------

***See... Perspektif itu sangat penting. Sangat, sangat penting.

ENπŸ˜ƒπŸ˜ŠπŸŽΆ✅πŸ’πŸ’πŸ₯²πŸ’•πŸ’―πŸ’•πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ‘πŸ»πŸŽΆ

Untuk para papa dan kakek

 


Saat berusia 89 tahun, aku duduk sendiri di panti jompo; sepiring ravioli di depanku. Tidak tahu siapa yang membuatnya, dan aku tidak tahu apakah ada yang ingat hari ulang tahunku ini.


Aku punya tiga anak. Sudah lama aku tidak ketemu mereka. Waktu membawaku ke sini, mereka bilang ini demi kebaikanku. Tetapi seiring berjalannya waktu, telepon tetap sunyi. Tidak ada yang telepon, tidak ada yang datang.


Aku tidak marah—hanya sedih. Sedih karena, tak peduli berapa lama waktu telah berlalu, aku tidak pernah berhenti mencintai mereka. Sedih karena aku tidak meminta banyak—hanya sebuah pelukan, kata-kata yang hangat, atau sekadar "Selamat ulang tahun, papa."


Aku hanya berharap ada seseorang yang mengingatku.


Di usiaku ini, orang hanya hidup dari kenangan dan harapan. Dan hari ini, harapanku adalah pesan ini sampai kepada mereka yang telah melupakan betapa pentingnya cinta dan keluarga... sebelum terlambat.


❤️ Untuk semua ayah dan kakek yang sedang sendirian, percayalah, kalian dicintai—meskipun terkadang tak ada yang mengatakannya. ❤️


Diambil dari FB

Cina Potong Gaji Pegawai BUMN


Pemerintah China baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan kekayaan dan memerangi korupsi dengan memotong gaji pegawai di perusahaan keuangan milik negara serta membatasi gaya hidup mewah di kalangan karyawan sektor tersebut. Kebijakan ini mencakup pembatasan pendapatan tahunan sebesar 1 juta yuan (sekitar Rp 2,2 miliar), dengan pemotongan gaji bagi mereka yang melebihi batas tersebut. Manajer menengah dan senior di beberapa perusahaan bahkan mengalami pemotongan hingga 50% melalui pengurangan bonus. 

Selain itu, perusahaan keuangan China telah memberlakukan berbagai langkah penghematan, seperti membatasi biaya hiburan dan meminta karyawan untuk tidak memakai pakaian atau aksesoris mahal di tempat kerja. Karyawan juga diminta untuk tidak memamerkan gaya hidup mewah di media sosial guna menghindari kritik publik. 

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah China untuk mendorong penghematan di sektor publik, mengurangi kesenjangan sosial, dan memperkuat kampanye anti-korupsi yang telah digalakkan sejak 2012 di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.


Batas gaji pegawai negeri di sana kira2 200 jt sebulan. Taraf hidup di sana di atas Indonesia. Karena itu pantas kalau gaji pegawai BUMN di sini maksimum 150 jt per bulan....

Marah?  Ngamuk? Silakan pindah kerja atau cari kerja di luar negeri... 

Sudah saatnya pemerasan pada rakyat dihentikan.

*** Juga gaji DPR, gubernur dll.

Monday, March 24, 2025

Pedigree and its collapse


Kakek buyut saya dari Hokkian, Cina. Kedua nenek buyut, dari ayah maupun ibu, berasal dari Jawa Tengah. Mungkin dari daerah sekitar Solo, Yogya, Semarang. 

Masalah di atas membuatku berpikir tentang nenek moyang. Seperti apa ya, nenek moyangku di akhir zaman Majapahit dulu. Kalau dengan mesin waktunya Einstein aku mencari nenek moyangku di masa itu, yang biasa ku bayangkan adalah 1 orang kakek-kakek dan 1 orang nenek-nenek, yang menurunkan aku... 

Tapi lalu aku mulai berpikir. Itu salah besar... Aku punya 2 orang tua, ayah dan ibu. Juga punya 4 kakek dan nenek dari pihak ayah dan ibu. Aku juga pasti punya 8 kakek nenek buyut, yang tidak pernah ketemu aku. Cuma ada dua nama yang diceritakan di atas tadi... sekilas. 

Jadi, kalau sampai zaman akhir Majapahit, zaman Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, 600 tahun lalu, berapa nenek moyangku? Asumsi tiap generasi adalah 30 tahun. 600 tahun ada 20 generasi... Maka teoretis aku punya 2 pangkat 20 alias 1.048.576 nenek moyang yang hidup bersamaan pada masa itu (Aku ternganga dan termangu. Tidak percaya… Luar biasa, ya… Kamu juga, lho…) 

Itu teoretis; faktanya tidak begitu. Di antara nenek moyang itu pasti ada yang menikah dengan sepupu atau sepupu ke sekian. Maka jumlah nenek moyang yang sebenarnya tidak 1 juta. Mungkin ratusan ribu, puluhan ribu, atau cuma ribuan, yang hidup di berbagai kota atau desa, atau luar negeri. (Itu yang disebut Pedigree Collapse; dari teoretis jutaan jadi cuma puluhan ribu atau ribuan). 

Tapi angka ribuan itu banyak, lho. Aku bayangkan masuk ke suatu desa di propinsi Hokkian di Cina sana, dan ketemu 1000 nenek moyang ku yang hidup bersamaan pada masa itu. Tidak terbayang... 

Juga kalau ke Boyolali, Solo, Sukoharjo, Wonogiri, Yogya, Semarang. Di situ ada sedikitnya 1000 -5000 nenek moyang ku. Mereka hidup pada masa yang kurang lebih sama.  Wuih… ribuan...! Sedikit-dikitnya… Sepertinya ke mana-mana aku akan ketemu nenek moyang. Di masa itu kota-kota yang aku sebut itu paling-paling cuma berpenduduk beberapa ribu orang. Separo atau seperempatnya nenek moyang ku? Mungkin... Hehehe... Untuk ku itu pengalaman yang menarik sekali. 

Jadi... Kalau silsilah dibalik, sekarang ini mungkin aku punya 1 juta saudara yang berdarah Solo Boyolali Wonogiri Yogya? Atau, kalau mengingat Pedigree Collapse, minimal beberapa puluh atau beberapa ratus ribu, hanya dalam waktu 600 tahun? 

Hei, teman yang asal Semarang, Boyolali, Solo, Yogya… Olly, Bedjo, Hadi P, Luki, Nani, Tita, Saras, Honni, Cimuk, Suryono W, Ningrum… Mungkin kamu saudara biologis ku, lho… Salah satu dari sekian ribu nenek moyang kita zaman akhir Majapahit mungkin sama. Hehehe… (Tidak perlu sampai Adam).

Kalau dari zaman Konghucu

Bagaimana kalau diurutkan sampai zaman Konghucu, 2500 tahun lalu? (Di Jawa entah bagaimana waktu itu). Aku hitung, teoretis, aku, kamu, kita semua bersama2, punya 1 trilyun trilyun nenek moyang. Tapi kan ada pedigree collapse. Anggap 1 trilyun? Kebanyakan... Diskon. 10 milyar? Masih kebanyakan. Sekarang saja jumlah penduduk dunia cuma 9 milyar... Jadi mau diskon berapa? Harga pas, 1 milyar, ya. Tapi itu sudah lebih banyak dari jumlah penduduk bumi saat itu.... Anggap 100 juta. Pas... Nenek moyang kita itu jumlahnya segitu. 

Artinya? Mungkin sekali kita semua ini saudara beneran. Saudara biologis. Bukan cuma basa basi sebut saudara. Tapi secara biologis bersaudara. 

** Ditulis ulang dari tulisan saya di Buku Kenangan 50 tahun lulus FKUI Diamonds 73 Plus

Tambahan

•  Perkiraan penduduk dunia 2500 tahun lalu adalah 100 - 200 juta orang.

•  Perkiraan penduduk Indonesia, 1 - 2 juta orang.