Makna Tradisi Leluhur Malam Imlek (Chuxi)
(Sumber Artikel : Kebajikan De 德)
Menjelang tanggal 30 bulan 12 Imlek (chuxi) atau Sa Cap Me, rakyat Tiongkok biasanya bersih2 rumah dan memasang lampion dan hiasan bernuansa merah.
Pada hari terakhir bulan ke-12, baju yang sobek dan lauk-pauk yang belum habis dimakan akan dibuang menjelang datangnya hari Tahun Baru dengan maksud agar kemiskinan tidak datang.
Acara makan besar bersama keluarga dimalam Tahun Baru adalah kewajiban,
Malam Tahun Baru disebut chuxi, artinya : menghapus yg lama dan hal2 jelek.
Juga berdoa malam terakhir sebelum imlek untuk menyongsong kedatangan tahun baru disebut juga Da Nian Ye. Orang Hokkian menyebut dengan 'Sa cap meh'
Mandarinnya 'shanshi ye', artinya "malam tanggal 30 ".
Biasanya diadakan upacara Sembahyang Tutup Tahun, untuk menghormati para leluhur, sebagai ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur.
Biasanya seluruh anggota keluarga kembali ke rumah orang tuanya untuk makan bersama sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru Imlek bersama sama mensyukuri kehidupan.
Makanan yang tersaji pun terkesan lain dari biasanya, sebab mempunyai harapan yang besar dimalam tahun baru, agar keluarga selalu terjaga keharmonisan dan kebaikan.
Makanan yang disiapkannya, berisikan Doa Ibu yang memasaknya agar keluarganya dilimpahkan berbagai berkat sepanjang tahun. Bahan makanan yang dipilih adalah bahan makanan yg memiliki artinya sendiri2.
Beberapa makanan tersebut adalah:
1. Rebung = Harapan dan Keberuntungan.
2. Rumput Laut Hitam (Fucai) = Kemakmuran.
3. Mie = Panjang umur.
4. Ayam dan Ikan = Kebahagiaan dan Keberuntungan.
5. Bebek = Kesetiaan dan Ketaatan.
6. Haisom/Teripang laut = Kesehatan.
7. Jeruk Mandarin = Kekayaan, Keberuntungan dan keutuhan (meskipun terpisah-pisah tetap bersatu dalam satu keluarga).
8. Kue Keranjang = Tekstur yang lengket melambangkan keluarga selalu Rukun.
(Daging bisa di ganti bagi yg vegetarian).
Makanan wajib lainnya, kue keranjang atau nian gao. Kata gao "kue" berbunyi sama dengan gao yang bermakna "tinggi". Dengan makan kue keranjang, diharapkan rezeki seseorang setiap tahun bertambah tinggi.
Buah jeruk menjadi lambang keberuntungan karena bahasa Mandarin-juzi-mirip ji yang berarti "keberuntungan".
Sejak zaman Dinasti Tang, malam tahun baru Imlek dirayakan dengan pesta kembang api atau mercon, sehingga kebanyakan keluarga melek semalam suntuk sampai pagi untuk menyambut tahun baru, menyalakan petasan dan kembang api untuk mengusir 'nian' mahluk jahat yang menurut legenda hobby makan manusia. Suara keras petasan dipercaya menakuti si nian tadi.
“Shoushui” atau tidak tidur pada malam menjelang hari Tahun Baru Imlek.
Anak-anak paling senang karena bisa bergadang bersama dengan orang dewasa dengan suasana riang gembira.
Dalam agama Buddha yg berakulturasi terhadap budaya setempat, tidak melarang adanya perayaan Tahun baru imlek ini.
Tahun baru imlek sebagai wujud rasa bakti dan memiliki makna tersendiri. Sembayang tutup tahun dengan bertobat, dan menyalakan pelita serta mendoakan semua keluarga memiliki kesehatan, kesejahteraan dan keharmonisan, demikian dengan bangsa dan negara ini. Setelah itu yg terpenting adalah ungkapan terima kasih dan permohonan maaf atas aemua kesalahan kepada orang tua dengan bersujud sebagai bentuk bakti.
Inilah nilai2 luhur yang perlu diingat oleh generasi demi generasi.
Source : dapat share Dari Ibu Lielindayen - BSSGJ Group
No comments:
Post a Comment