Saturday, January 4, 2025

Untung Rugi Berbagi Data Genom bagi Indonesia




 Untung Rugi Berbagi Data Genom bagi Indonesia

Dr. E. Nugroho

Genom itu apa? Genom adalah seluruh informasi genetik (gampang nya: kumpulan sifat2) yang tersimpan dalam DNA (asam deoksiribonukleat) atau RNA (asam ribonukleat). Ada genom manusia, ada genom hewan, tumbuhan, kuman atau virus. Semua sifat manusia, hidung mancung atau pesek, mata biru atau coklat, kulit putih atau gelap, tinggi atau pendek, sifatnya pemarah atau santai, suka menolong orang atau tidak (rakyat Indonesia paling gemar kasih sedekah,; nomor 1 di dunia), semua itu tertulis di genom. Kita terbagus dalam gen atau sifat sedekah.

Genom manusia terdiri dari sekitar 3 miliar pasangan basa DNA yang menentukan sekitar 20.000-25.000 gen alias sifat manusia... Aneh ya. Ternyata penentu sifat itu berupa molekul. Penelitian genom manusia juga bisa membantu memahami penyakit, seperti kanker, diabetes, atau penyakit genetik lainnya, serta respons terhadap obat. Juga bisa untuk membuat obat!

Berbagi data genom merupakan topik yang memunculkan perdebatan antara manfaat jangka panjang dan risiko jangka pendek. Indonesia, dengan keanekaragaman genetik yang luar biasa, berada di posisi bagus untuk ikut serta dalam penelitian global. Namun, bagaimana data ini dikelola dan dimanfaatkan menjadi kunci agar keuntungan bisa diraih tanpa melibatkan risiko eksploitatif.

Pelajaran dari Cina: Kasus vaksin Covid

Pelajaran penting bisa dilihat dari kasus data genom virus COVID-19 yang pertama kali dibagikan oleh pemerintah Cina pada awal 2020. Pemerintah Cina, demi perkembangan ilmu pengetahuan dan demi kemanusiaan, agar Covid bisa diatasi, membagi data genom Covid. 

Pada tanggal 11 Januari 2020, pemerintah Cina mempublikasikan data genom virus SARS-CoV-2 secara online, yang dapat diakses oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Jepang, Eropa, Amerika, tidak mungkin punya data itu. Karena penyakit baru ada di Cina. Data tadi segera dipelajari di berbagai belahan dunia... dan ... ...

Dalam waktu kurang dari satu minggu, beberapa perusahaan farmasi di Amerika Serikat seperti Moderna dan Pfizer langsung menggunakan data ini untuk mendesain prototipe vaksin berbasis teknologi mRNA. Vaksin segera dipatenkan, mendatangkan keuntungan finansial yang luar biasa besar bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Cina dapat apa? Tidak dapat apa2. Tapi orang yang tahu akan bilang, berkat kebaikan Cina berbagi genom, vaksin bisa cepat dibuat dan jutaan manusia  diselamatkan. Cina tidak menuntut imbalan apa2. Kok perusahaan2 farmasi AS bisa langsung bikin vaksin dalam waktu 1 minggu? Karena mereka telah lama bersiap2. Mereka telah lama mempelajari virus corona. Maka begitu tahu genom Covid, tidak sulit bagi mereka untuk mengutik2 vaksin tadi. Artinya juga, model2 virus sejenis Covid sudah puluhan tahun disimpan dan dipelajari mereka. Apa Covid berasal dari situ??. Tidak ada yang tahu... Cuma saya percaya, tidak ada orang normal yang berani sengaja melepas virus. Entah kalau ada yang gila.

Kritik

Masyarakat dunia mendapat vaksin dalam waktu yang cepat. Tapi kritik muncul; negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak mendapatkan akses yang setara ke hasil riset dan paten ini. Semua vaksin awal diborong oleh negara2 barat dan Amerika. Curang bukan...

Keuntungan Berbagi Data Genom bagi Indonesia

Dengan berbagi data genom, ilmuwan Indonesia dapat terlibat dalam kolaborasi riset global. Misalnya, studi tentang keragaman genetik populasi Indonesia dapat membantu memahami risiko penyakit spesifik seperti diabetes, kanker, atau penyakit menular.

Keikutsertaan dalam berbagi data bisa memberikan akses lebih cepat ke hasil riset, seperti obat atau vaksin baru. Negara-negara yang terlibat dalam penelitian sering kali mendapatkan akses prioritas. Jika data genom dimanfaatkan secara komersial, Indonesia bisa mendapatkan royalti atau keuntungan finansial dari paten hasil kolaborasi. Contoh ini dapat dilihat pada negosiasi beberapa negara Afrika yang berbagi data untuk riset malaria.

Eksploitasi oleh Negara Asing

Kasus Cina dalam hal berbagi genom COVID harus selalu diingat. Jangan pernah berbagi tanpa perjanjian. Karena data yang dibagikan oleh Indonesia bisa dimanfaatkan sepihak oleh negara atau perusahaan lain untuk keuntungan besar tanpa kompensasi yang adil bagi negara sumber. Untuk itu perlu regulasi tentang data genom di Indonesia. Sayang sepertinya ini masih lemah. 

Dalam kasus flu burung, menteri kesehatan waktu itu Fadilah S, membuat perjanjian tersendiri dengan pihak yang mengambil sampel (bukan data genom). Itu patut diacungi jempol (meski kemudian dia dipenjara karena korupsi, dan sekarang sering bikin hoax). Waktu itu dia berjasa. 

Pemerintah perlu membuat aturan yang memastikan data genom hanya digunakan untuk tujuan yang disetujui dan memberi manfaat langsung bagi Indonesia. Setiap kerja sama berbagi data harus mencakup perjanjian pembagian keuntungan yang adil, baik dalam bentuk royalti maupun akses prioritas ke hasil riset.

Kesimpulan

Berbagi data genom adalah langkah strategis yang penuh peluang, tetapi juga membawa risiko jika tidak dikelola dengan baik. Kasus COVID-19 menunjukkan pentingnya pengaturan yang adil dalam berbagi data, di mana pihak yang memberikan kontribusi data sering kali tidak mendapatkan keuntungan yang proporsional. Bagi Indonesia, berbagi data genom bisa menjadi alat untuk memajukan ilmu pengetahuan dan ekonomi, tetapi harus disertai dengan regulasi yang melindungi kepentingan nasional dan memastikan manfaat langsung bagi masyarakat.

EN

Jimmy Carter on Israel




Jimmy Carter, meninggal pada umur 100 th. Dunia kehilangan tokoh yang pantas dihormati. Yang kebetulan presiden Amerika. Dia satu2nya presiden Amerika yang mengutuk Israel. Tapi dia juga tidak berdaya menghadapi lobby Yahudi Israel di AS.




Perbuatan Israel lebih jahat apartheid yang dulu dikutuk semua negara di dunia....



Mengapa orang2 Amerika tidak tahu mengenai apa yang kamu lihat?... Karena mereka tidak mau tahu ‼


Pengalaman diare seminggu full



*Pengalaman diare seminggu full*


Pengalamannya sangat tidak enak. Tapi bisa diambil hikmahnya. Ini mulai tgl 23 Des. lalu. Diare dimulai. Sehari sebelumnya, makan salad. Uenak tenan... Sudah lama pengen, baru waktu itu terlaksana. Bikin sendiri di rumah. Cuci sendiri. Rendam. Bilas dengan air minum. Kok kena juga. Mungkin sekali dari sayur mayur tadi. Memang dicuci "bersih". Tapi itu tidak menjamin dia steril. Kotoran bisa nyangkut di sela2 sayur. Konon virus juga bisa masuk ke bagian2 sayur, jadi tidak terlepas waktu dicuci. Maka sekarang tekat bulat. Lain kali, kalau cuci, akan aku suruh pakai Mama Lemon, meski itu berarti menambah bahan kimia yang masuk tubuh. Ben. Biar. Atau, cuci pakai H2O2 ! Tidak ada sisa. 

Hari pertama tidak terlalu banyak. Ada 6 x. Meriang sehari. Bikin mikir, apa bener dari makanan, ya? atau penularan lewat udara? Flu perut diketahui bisa lewat udara. Tapi yg sakit, sampai hari ini, cuma aku. Mungkin sekali tidak lewat udara.

Makan obat. Parasetamol setengah tablet. Biasanya cukup. Ada 3 x makan. Buscopan, Imodium/Lodia? No... tidak perlu. Tidak ada rasa mules. Tidak ada melilit. Untuk apa minum obat itu. Malah menyimpan kotoran penuh virus dalam usus. Obat ini sama sekali tidak disentuh.
Antibiotik? No... sebelum 5 hari tidak perlulah (juga sesudahnya, kalau bener2 karena virus).
Oralit? Tidak enak. Aku ganti aja pakai Hydrococo. Air kelapa. Bisa ndak, ya? Tiap bab, separo atau sepertiga kotak yg 250 ml... Ternyata bisa tuh. Sampai episode selesai, tidak ada dehidrasi, tidak ada ileus kekurangan kalium. Padahal bab rata2 10x sehari. Air saja.
Gejala lambung? Kadang muncul sedikit. Segera makan Ranitidin + Promag. Bablas... Ada 3 x makan obat ini. Tidak tiap hari. Untuk aku, kesannya ranitidine lebih manjur dr pada omeprazol.

Begitulah aku bertahan 7 hari. Hari ke 5 baru makan Metronidazol, kalau-kalau ada giardiasis, amebiasis, meski kemungkinannya kecil sekali karena gejala tidak mendukung. Tidak periksa tinja? Males :) Hari ke 6 membaik. Ke 7 lebih baik. Ke 8 sembuh sempurna.

Yang mau aku rekomendasikan: Kalau belum pasang, pasanglah semprotan/bidet yang nempel ke dudukan toilet. Ini amat sangat membantu kalau diare berat. Tinggal semprot. Beres. Bersih semua. 
Selain itu, sisa kotoran perlu cepat disemprot agar enzim2 yang tersisa tidak menggerus kulit, menyebabkan ekskoriasi sekitar pantat. Selama 5 hari pantat aman. Eh, hari ke 5, terjadi fisura ani. Mikir juga. Kenapa bisa terjadi. Padahal cepat disemprot. Ternyata, yg bisa disemprot adalah bagian luar. Bagian dalam, daerah yang terjepit oleh otot2 anus, tidak tersiram. Lama2 dia pecah juga kena enzim pencernaan yang ganas. Pecah. Sakitnya luar biasa. Minta ampun2. Ada darah sedikit... Segera keluarkan salep betametason; gerus tablet diltiazem; campur. Pakai... untung sembuh dalam 2 hari... (obat tadi tidak ada di apotik.)

Sedang mikir kenapa terjadi. Mungkin lain kali, waktu diare keluar dan hampir habis, sebelum habis, semprot dengan air. Supaya mukosa bagian dalam anus sedikit tercuci air. Semoga tidak terjadi lagi fisura ani. Hehehe... That's all my friends...

Polisi dipungli polisi

 


GILANYA PARA OKNUM POLISI DAN PENEGAK HUKUM SDH DILUAR BATAS NALAR... *BUDAYA PUNGLI* SDH MENDARAH DAGING DARI YG PLG ATAS SAMPAI PALING BAWAH... SUSAH DIPERBAIKI SAMPAI KAPANPUN 

 ðŸ¤·‍♂️🤦‍♂️😇😭

*Mantan dirlantas polri pensiunan bintang dua urus SIM suruh tes  tidak lulus dan mau dipungli* 

*Jeruk makan jeruk mau darurat hukum di NKRI ini..

😢👊👊😡😡

Friday, January 3, 2025

Human Metapneumovirus (hMPV): Virus Baru?


 *Human Metapneumovirus (hMPV): Virus Baru?*

Pernahkah Anda mengalami batuk, pilek, atau demam yang terasa seperti flu biasa, tapi kadang terasa lebih berat? Salah satu penyebab yang sering terlewatkan adalah Human Metapneumovirus (hMPV). Apa itu sebenarnya, dan seberapa bahaya virus ini?

hMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan. Virus ini ditemukan tahun 2001, meskipun diyakini sudah beredar selama lebih dari 50 tahun. Sama seperti flu, hMPV dapat menyerang siapa saja.

Namun, infeksinya lebih berat pada bayi, anak kecil, lansia, dan mereka yang memiliki sistem imun lemah. Tapi Influenza juga begini. Gejalanya juga mirip common cold; pilek, batuk, demam, kadang menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia. Influenza juga hampir sama. Tapi influenza sering lebih berat. 

*Seberapa Umumkah Virus Ini?*

Jangan mikir yang aneh2... Hampir semua orang pernah terinfeksi virus ini pada masa kanak-kanak. Kita semua juga pernah. Virus ini sering muncul di musim dingin dan awal musim semi, dan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, diperkirakan hMPV menyebabkan 5–15% infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

*Bisakah Virus Ini Dicegah atau Diobati?*

Sayang, hingga kini belum ada vaksin atau obat antivirus spesifik untuk hMPV. Pengobatannya bersifat suportif, seperti:

  • - parasetamol kalau meriang
  • - CTM untuk batuk pilek
  • - Menjaga tubuh tidak kekurangan cairan, dan
  • - Menggunakan obat2 bronkodilator kalau diperlukan.

Namun, ada cara sederhana untuk mencegah penularannya:

  • . Rutin cuci tangan,
  • . hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit, dan
  • . jaga kebersihan lingkungan sekitar.

Jadi, hMPV tidak perlu dirisaukan; anggap hanya flu biasa. Tapi bagi kelompok rentan, infeksi ini bisa sangat serius. Ingat, influenza juga begitu; malah bisa lebih berat.

Cuma saja, semakin kita mengenal virus ini serta virus2 lain, semakin baik kita bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat.

EN.

https://inet.detik.com/science/d-7716841/apa-itu-virus-hmpv-china-kenali-gejala-dan-risikonya

Wednesday, January 1, 2025

Siapa OCCRP itu?

 



Ya.. Siapa dia yang suka menuding2 orang ini?

https://www.mediapart.fr/en/journal/international/021224/hidden-links-between-giant-investigative-journalism-and-us-government

Sebuah investigasi oleh Mediapart mengungkap bahwa Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), jaringan media investigatif terbesar di dunia, menyembunyikan sejauh mana hubungannya dengan pemerintah Amerika Serikat.  OCCRP menerima pendanaan signifikan dari lembaga pemerintah AS, termasuk Departemen Luar Negeri dan USAID. Meskipun OCCRP mengklaim independensi editorial, ketergantungan pada dana pemerintah AS menimbulkan pertanyaan tentang potensi bias dalam pelaporannya. Organisasi ini mendapat banyak dana dari USAID dan  Departemen luar negeri AS.

Kalau organisasi ini mengganti kepalanya, *pengganti harus disetujui oleh AS sebagai pemberi dana bantuan.* Ini oleh OCCRP dianggap tidak mempengaruhi editorialnya, hal yang tidak masuk akal *kalau mau pakai akal sehat...*

Secara bodoh, ini corong AS.

Sunday, May 8, 2022

Group WA Lulusan FKUI 1972 saja

 



9 Mei 2022


Group WA Lulusan FKUI Tahun 1972

  1. A. Azwien Jenie
  2. Abdul Barhamid
  3. Achmad Chairi
  4. Adityawarman Kusumoamijoyo
  5. Adiwarty Djalil Suhardi
  6. Albert Mangindari
  7. Ali Shahab
  8. Ali Umar Achmat
  9. Ambril Nurdin
  10. Andarwendah Sudjiono
  11. Anhari Achadi
  12. Arief Oerip
  13. Aries Wiganda
  14. Azwin Saat
  15. Bambang Hermani
  16. Bambang Murdoto
  17. Bambang Wiranto
  18. Bikrulmal
  19. Chairul Amri
  20. Dewi Rubini Sudarto
  21. Djajadilaga
  22. Djoko Widodo
  23. Djunaedi Tjakrawardaja
  24. Dwiarti Soebarkat
  25. Edi Anggoro
  26. Eduardus Nugroho (Kwik)
  27. Emmy Sudarmi Sjamsoe
  28. Endang Susalit
  29. Entjeng Hidayat
  30. Erna Wilis
  31. Erwin Saropie
  32. Evie Tilaar Maria
  33. F.X. Hartono Gunawan (Bing Hong)
  34. Fachtiati Oesman
  35. Farida Djafar
  36. Firdaoes Saleh
  37. Firman Boerma
  38. Frans Sardi Satyawirawan
  39. Hadi Pratomo
  40. Hari Bagianto
  41. Harry Isbagio
  42. Hasan Arifin
  43. Hatta Ilyas
  44. Hedy Handoko 
  45. Helmi
  46. Herdiman T. Pohan
  47. Heri Subagyo Suwarno
  48. Herling Pangkerego
  49. Herman Cipto
  50. Himawan Sasongko
  51. Iman Effendi
  52. Imelda Emilia Dharma
  53. Indrawati Gunawan
  54. Indrijono Tantoro
  55. Irawaty Fauzia
  56. Irsal Yan
  57. Izwan Saat
  58. Janti Iljas
  59. Jerlis Machudum
  60. Jimmy Lumanau
  61. Judil Herry Justam
  62. Junizarman
  63. Junus Iskandar
  64. Jusuf Rivai Odang
  65. Kabul Martosiswojo
  66. Kusdiantomo
  67. Lely Nurlely Djalinus
  68. Maman Suratman Wiriatmadja
  69. Maramis Ahmad Hisham
  70. Margaretha Winarti
  71. Mariana Suyaka
  72. Martono Pryatman Mardjoeki (Tommy)
  73. Mianela M. Katon
  74. Mochamad Rauf Iskandar
  75. Mohamad Ansor
  76. Muchtar Jusuf
  77. Munawar Sawirudin
  78. Muslim D.S.
  79. Mustafa Akbar
  80. Muzakkie
  81. Nanny Susilawardani
  82. Nora Christina Hutadjulu
  83. Nulyani Pudjiastuti
  84. Nylma Midin H. Biran
  85. Parmono
  86. Pintordo Haluaon Hutagalung
  87. Pranoto Setyono Setyamurti
  88. Pridady
  89. Pudji Hastuti
  90. Purnomo Prawiro
  91. Quratul’aini Ch. Biran
  92. Rachmadi Purwana
  93. Rahajuningsih Dharma
  94. Ratna Surya Widya
  95. Resna  A.S.
  96. Retno Hadiati Soemarmo
  97. Rianto Setiabudy
  98. Robert Reverger
  99. Roestanti
  100. Roy H. Hardjakusumah
  101. Ruhul Aflah
  102. Rusdhy Hoesein E.
  103. Salma Hasjim
  104. Salmy Dhalimi
  105. Sambudi Mondrowinduro
  106. Santyowibowo
  107. Shinta Dewi Sukandar
  108. Siti Farida Ismariatun Thajeb
  109. Sonny Moersasono
  110. Sosialisman
  111. Sri Adiasih
  112. Sri Indrati Suraputra
  113. Sri Murdjiati Fikrie
  114. Sri Oetami Wiguno MS
  115. Sri Sumarti
  116. Subur S. Purwosudarmo
  117. Sudarto Ronoatmodjo
  118. Sudijanto Kamso
  119. Suiliani Sutiono
  120. Sundari Setyaningsih Rudjito
  121. Suranto Gito Wirjono
  122. Surjanto Hartono
  123. Susworo
  124. Tarmizi Hakim
  125. Teuku Lukmanul Hakim
  126. Thomas Tabalujan
  127. Titi I. Sukijati
  128. Titi Sekar Indah
  129. Tjepi Firmantoro Aloewie
  130. Toto Hermanto
  131. Ukes Kasmarawati Enoch
  132. Wahyu Setiakusumah
  133. Wahyudi Sahadi
  134. Widjaja Frans Budiman
  135. Widjajanto
  136. Widodo Soewarno
  137. Widya Pramudji
  138. Wiguno Prodjosudjadi
  139. Zainal Azhar
  140. Zainul Bakri


Meninggal dunia
  1. Abdul Karim Salim
  2. Achmad Chairi
  3. Adi Teruna Effendi
  4. Ahmad Fuad Afdhal
  5. Ali Prayogo
  6. Aloysius Karamoy
  7. Andang Hamiarsa Joesoef
  8. Andi Rizal Jenie
  9. Antonius Harjono
  10. Aryanto Suwondo
  11. Baharoedin Ildrem
  12. Bambang Irawan
  13. Bambang Permadi Amir Machmud
  14. Bambang Sunarjunianto
  15. Boedi Boedaja AM
  16. Budiarti Wirasmani
  17. Chaidir Azmat
  18. Dedy Soeratno
  19. Djajalelana
  20. Djauhar Zainuddin
  21. Djoko Pramono
  22. Djoko Rahardjo
  23. Djoko Suharno
  24. Djoko Waspodo
  25. Donny Sewandono
  26. Edi Pramono
  27. Emiliana Dharma
  28. Erwina Harahap
  29. Erwin Siregar
  30. Etty Sri Setiahati
  31. Fanani
  32. Fauziah
  33. FX. Subagjo Partodihardjo
  34. Galib Aziz
  35. Giri Mulyono
  36. Gregorius Bisomono
  37. Hasan Arifin
  38. Hasan Basri
  39. Hatta Basir
  40. Hendarwanto Sinarjoedo
  41. Henry Naland
  42. Herwandar Sastrasupena
  43. Idral Darwis
  44. Indra Susanto
  45. Ishak Jusuf
  46. Jurifda Saidi
  47. Kabul Martosiswoyo
  48. Kunto Rahardjo
  49. Lili Chodidjah Wahid
  50. Lilian Elisa Tulusan
  51. Lukmanul Hakim
  52. M. Husni Thamrin
  53. Max Edison Palar
  54. Machyar Ali Rachman
  55. Michael Koentakoesoema
  56. Moh Sutomo
  57. Munadjat
  58. Mustafa Ardi
  59. Nas Darisan
  60. Nurlaily Sjamsudin
  61. Paulus Lody Setiawan
  62. Peter AW Pattinama
  63. Peter Hasan Hadijanto Widanto
  64. Pranoto Setyono Setyamurti
  65. Pratiwi 
  66. Ramses Aritonang
  67. Redik Suroto
  68. Rohadji
  69. Rusali Ibrahim
  70. Rusdi Harun
  71. Rustam Tinoval
  72. Setyawati Budiningsih
  73. Slamet Zainudin
  74. Soeryowinahyoe
  75. Sophia K. Poerwani
  76. Sorta Sudung Simorangkir
  77. Sri Hartoeti
  78. Sri Herawati Ayuningtyas
  79. Sri Rahayuningsih
  80. Sucipto
  81. Sugeng Suryadi
  82. Suhatta
  83. Sumanto
  84. Swarna Tirtadjaja Souw Eng Soen
  85. Syamsulbahri Athar
  86. Syafril Ramawi
  87. Toka Hideo Pangemanan
  88. Widarjati Sudarto
  89. Wirjanto Soeriadipoera
  90. Yulianto Sam Un Bashor
  91. Zulkarnaen Achmad