SUAMI :
1. Suami tidak berfungsi menjadi pemimpin dengan baik, akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri prioritas dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dengan wanita lain.
4. Suami kurang disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tidak pernah minta maaf.
B. ISTRI :
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukkan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.
Kebutuhan seorang Suami:
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yang rapi.
4. Istri yang menarik.
5. Saling menghargai.
Kebutuhan seorang Istri:
1. Kasih sayang dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.
Ingat!
Kepala keluarga yang berhasil dalam
keluarga maka keberhasilan yang lain akan mengikuti. Kepala keluarga yang gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.
Kebahagiaan perkawinan membutuhkan
perjuangan yang tidak kenal lelah, dan membutuhkan kehadiran dan pertolongan Tuhan.
Berbahagialah mereka yang benar-benar menikmati hidup rumah tangga yang rukun dan damai, meskipun itu harus diperoleh dengan cucuran air mata.
Belaian tangan suami adalah emas bagi istri.
Senyum manis sang istri adalah permata bagi suami.
Kesetiaan suami adalah mahkota bagi istri.
Keceriaan istri adalah sabuk di pinggang suami.
Perbaikilah apa yang bisa diperbaiki sekarang sebelum terlambat. Cintailah pasangan yang telah Tuhan pilih untukmu!
Semoga Tuhan memberkahi Pernikahan Anda!
Friday, June 16, 2017
Tuesday, June 13, 2017
Good read - Cincin emas
*JANGAN PUTUS ASA*
Suatu ketika, ada seorang pemuda yg sedang bersedih, karna orang tuanya slalu membanding² kan dirinya dengan saudara² nya, & begitu pula dgn teman² yg sering menilainya sebagai seorang pemuda yg gagal.
Karnanya, ia pun memutuskan untuk pergi jauh. Namun sebelum itu, ia datang menemui seorang rahib tua yg tinggal di sebuah biara yg tak jauh dari desanya.
Kepada sang rahib, ia menceritakan smua yg ia alami. Setelah mendengarkan pemuda itu, sang rahib pun berkata;
"Anak muda, aku akan membantumu. Tapi, sebelum itu, maukah engkau membantuku terlebih dulu?"
"Baik, Rahib..apa yg bisa saya bantu?" tanya si pemuda.
"Aku membutuhkan uang utk merenovasi biara ini, karna itu, tolong jualah cincin ini kepada penjual sayur atau penjual daging di pasar. Tetapi ingat, cincin harus dijual tdk kurang dari 10 keping emas.
Aku sudah terlalu tua untuk melakukannya." tambah sang rahib.
"Baiklah!" kata si pemuda itu. Kemudian ia berangkat ke pasar utk menjual cincin tsb.
Setibanya di pasar, ia pun langsung menemui pedagang sayur, lalu memberikan cincin itu kepadanya.
Setelah dilihat², si pedagang sayur pun berkata: "Cincin ini hanya cincin biasa, aku hanya bersedia membelinya seharga 5 keping perak."
Kemudian, si pemuda itu menemui penjual daging, lalu ia pun menawarkan cincin itu kepadanya.
Si penjual daging itu mengamati cincin tsb sejenak, lalu berkata:
"Cincin ini sudah kusam, jadi, aku akan membelinya seharga 10 keping perak saja."
Dengan kecewa, pemuda itu kembali menemui sang rahib & menceritakan apa yg ia alami di pasar.
Sang rahib pun hanya terseyum, kmdn ia berkata;
"Kalo begitu, pergilah ke desa tetangga. Disana ada seorang penjual perhiasan, tunjukkanlah cincin ini kepadanya."
Si pemuda itu pun langsung melakukan apa yg diperintahkan oleh sang rahib.
Kini, ia sudah berada di tempat penjual perhiasan. Ia pun kmdn menunjukkan cincin itu kpdnya.
Oleh si penjual perhiasan, cincin tsb ia bersihkan & gosok² supaya mengkilat. Ia pun terdiam memandang cincin tsb.
"Kenapa, apakah cincin itu palsu?" tanya si pemuda.
"Tidak, cincin ini aku yg membuatnya bbrp tahun yg silam & menjualnya kpd seorang bangsawan seharga 100 keping emas. Sekarang harganya sudah mencapai 150 keping emas."
Mendengar kata² si penjual perhiasan tsb, si pemuda itu pun menjadi sangat terkejut. Dengan riang is pun kembali menemui sang rahib & menceritakan apa yg terjadi.
Sang rahib itu pun kembali tersenyum & berkata:
"Anak muda, cincin ini adlh cincin emas yg disumbangkan oleh seorang bangsawan kpd biara ini & harganya memang sangat mahal.
Aku meminta engkau untuk melakukan hal ini, agar engkau dapat belajar 1 hal, yaitu:
'jangan biarkan hidup kita ini ditentukan oleh apa yg dikatakan oleh orang lain, karena orang lain tidak tahu siapa diri kita yg sebenarnya.'
Anak muda, dirimu seperti cincin emas ini.
Sedangkan, si penjual sayur & penjual daging ibarat orang tua & teman² mu yg menilai engkau berdasarkan apa yg mereka tahu.
Karnanya, datanglah kpd si penjual perhiasan, yaitu Tuhan yg tlah menciptakan engkau, Ia pasti akan membersihkanmu dari setiap noda dosa & menjadikanmu bersinar laksana emas murni. Sbab, engkau sangat berharga dimata-Nya."
Suatu ketika, ada seorang pemuda yg sedang bersedih, karna orang tuanya slalu membanding² kan dirinya dengan saudara² nya, & begitu pula dgn teman² yg sering menilainya sebagai seorang pemuda yg gagal.
Karnanya, ia pun memutuskan untuk pergi jauh. Namun sebelum itu, ia datang menemui seorang rahib tua yg tinggal di sebuah biara yg tak jauh dari desanya.
Kepada sang rahib, ia menceritakan smua yg ia alami. Setelah mendengarkan pemuda itu, sang rahib pun berkata;
"Anak muda, aku akan membantumu. Tapi, sebelum itu, maukah engkau membantuku terlebih dulu?"
"Baik, Rahib..apa yg bisa saya bantu?" tanya si pemuda.
"Aku membutuhkan uang utk merenovasi biara ini, karna itu, tolong jualah cincin ini kepada penjual sayur atau penjual daging di pasar. Tetapi ingat, cincin harus dijual tdk kurang dari 10 keping emas.
Aku sudah terlalu tua untuk melakukannya." tambah sang rahib.
"Baiklah!" kata si pemuda itu. Kemudian ia berangkat ke pasar utk menjual cincin tsb.
Setibanya di pasar, ia pun langsung menemui pedagang sayur, lalu memberikan cincin itu kepadanya.
Setelah dilihat², si pedagang sayur pun berkata: "Cincin ini hanya cincin biasa, aku hanya bersedia membelinya seharga 5 keping perak."
Kemudian, si pemuda itu menemui penjual daging, lalu ia pun menawarkan cincin itu kepadanya.
Si penjual daging itu mengamati cincin tsb sejenak, lalu berkata:
"Cincin ini sudah kusam, jadi, aku akan membelinya seharga 10 keping perak saja."
Dengan kecewa, pemuda itu kembali menemui sang rahib & menceritakan apa yg ia alami di pasar.
Sang rahib pun hanya terseyum, kmdn ia berkata;
"Kalo begitu, pergilah ke desa tetangga. Disana ada seorang penjual perhiasan, tunjukkanlah cincin ini kepadanya."
Si pemuda itu pun langsung melakukan apa yg diperintahkan oleh sang rahib.
Kini, ia sudah berada di tempat penjual perhiasan. Ia pun kmdn menunjukkan cincin itu kpdnya.
Oleh si penjual perhiasan, cincin tsb ia bersihkan & gosok² supaya mengkilat. Ia pun terdiam memandang cincin tsb.
"Kenapa, apakah cincin itu palsu?" tanya si pemuda.
"Tidak, cincin ini aku yg membuatnya bbrp tahun yg silam & menjualnya kpd seorang bangsawan seharga 100 keping emas. Sekarang harganya sudah mencapai 150 keping emas."
Mendengar kata² si penjual perhiasan tsb, si pemuda itu pun menjadi sangat terkejut. Dengan riang is pun kembali menemui sang rahib & menceritakan apa yg terjadi.
Sang rahib itu pun kembali tersenyum & berkata:
"Anak muda, cincin ini adlh cincin emas yg disumbangkan oleh seorang bangsawan kpd biara ini & harganya memang sangat mahal.
Aku meminta engkau untuk melakukan hal ini, agar engkau dapat belajar 1 hal, yaitu:
'jangan biarkan hidup kita ini ditentukan oleh apa yg dikatakan oleh orang lain, karena orang lain tidak tahu siapa diri kita yg sebenarnya.'
Anak muda, dirimu seperti cincin emas ini.
Sedangkan, si penjual sayur & penjual daging ibarat orang tua & teman² mu yg menilai engkau berdasarkan apa yg mereka tahu.
Karnanya, datanglah kpd si penjual perhiasan, yaitu Tuhan yg tlah menciptakan engkau, Ia pasti akan membersihkanmu dari setiap noda dosa & menjadikanmu bersinar laksana emas murni. Sbab, engkau sangat berharga dimata-Nya."
Subscribe to:
Posts (Atom)