Saturday, April 8, 2017

Good read - Dua orang yg baik, tapi mengapa perkawinan tidak bahagia

*Dua Orang Baik tapi Mengapa Perkawinan Tidak Bahagia?*

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil saya melihatnya begitu gigih menjaga keutuhan keluarga.
Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur untuk ayah karena lambung ayah kurang baik.

Setelah itu, masih harus memasak nasi untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan...

Setiap sore, ibu selalu menyikat panci supaya tidak ada noda sedikitpun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan rumah agar tidak berdebu.

Ibu adalah seorang wanita yang sangat rajin.
Namun, di mata ayah, ibu bukan pasangan yang baik. Tidak hanya sekali ayah menyatakan kesepian dalam perkawinan, tapi saya tidak memahaminya...

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu dan saat libur ayah punya waktu untuk mengantar kami ke sekolah. Ia seorang ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran.

Ayah adalah seorang laki-laki yang baik di mata anak-anak, ia besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami.

Hanya saja, di mata ibu, ia bukan pasangan yang baik. Kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam.

Saya melihat dan mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka. Seharusnya mereka layak mendapat perkawinan yang baik. Saya bertanya pada diri sendiri, *"Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?"*

Setelah dewasa, akhirnya saya memasuki perkawinan dan perlahan-lahan saya mengetahui jawaban itu...

Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, rajin bekerja dan mengatur rumah dengan sungguh2 berusaha memelihara perkawinan sendiri.

Anehnya, saya tidak merasa bahagia dan suamiku sepertinya juga tidak bahagia. Saya merenung, mungkin rumah kurang bersih, masakan tidak enak, lalu dengan giat saya membersihkan rumah dan memasak dengan sepenuh hati.

Namun, rasanya, kami berdua tetap tidak bahagia. Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan rumah, suami saya berkata, "temani aku sejenak mendengar alunan musik!"

Dengan mimik tidak senang saya berkata, "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"

Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan Ibu. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkawinan mereka. Ada beberapa kesadaran muncul...

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah yang tidak mendapat apa yang dia butuhkan dalam perkawinannya.

Waktu ibu habis untuk membersihkan rumah pada hal yg dibutuhkan ayah adalah menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan. Ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih namun ibu jarang menemani ayah. Ia berusaha mencintai ayah dengan caranya.

*KESADARAN MEMBUAT SAYA MEMBUAT KEPUTUSAN YANG SAMA.*

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku, "Apa yang kau butuhkan?"

"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku... Rumah kotor sedikit tidak apa-apa.." ujar suamiku.

Saya kira dia perlu rumah yang bersih, ada yang memasak, dst.

"Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun, bukannya cara yang diinginkan pasangan kita.

Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja. Begitu juga suamiku, dia menderetkan sebuah daftar kebutuhanku.

Puluhan kebutuhan yang panjang dan jelas. Misal: Waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk setiap pagi, memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat, dstnya.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang sulit. Misal: "dengarkan aku, jangan memberi komentar". Ini adalah kebutuhan suami.

Kalau saya memberinya usul, dia bilang dirinya merasa tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.

Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya, kalau tidak saya hanya mendengarkan dengan serius...

Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun jauh lebih bermakna dalam pernikahan kami...

Bertanya pada pasangan kita, *"Apa yang kau inginkan?" ternyata dapat menghidupkan pernikahan.*

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah dan ibu tidak bisa bahagia, *MEREKA TERLALU BERSIKERAS MENGGUNAKAN CARA SENDIRI DALAM MENCINTAI PASANGANNYA, BUKAN MENCINTAI PASANGANNYA DENGAN CARA YANG DIINGINKAN PASANGANNYA.*

Kita mungkin sangat lelah melayani pasangan kita, namun dia tidak menghargai... Akhirnya kita kecewa dan hancur.

*SETIAP ORANG PANTAS DAN LAYAK MEMILIKI SEBUAH PERKAWINAN YANG BAHAGIA*, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan oleh pasangan kitađź’–

Good read - Ibu, anak, menantu. Saat memegang dan melepas utk mandiri.

Seorang Ibu Merawat Keluarga Anaknya "Sekuat Tenaga", Namun "Satu Kalimat" Menantunya, Membuat Dia Mengakhiri Semuanya!

Hubungan antara orang tua dan anak, memang bukan hubungan "memiliki" selamanya, tapi justru hubungan keeratan hati. Sebagai orang tua, seringkali perlu kebesaran hati dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan anak. Bukan cuman membesarkan anak, kadangkala dalam hidup ini ada banyak hal yang perlu mengerti apa itu namanya tarik ulur. Aku mau bercerita tentang pengorbananku yang ternyata malah berakhir seperti ini.

Aku adalah seorang mama berusia 57 tahun, aku sudah pensiun 2 tahun terakhir ini. Anakku laki-laki dan berusia 31 tahun. Tepat di tahun aku pensiun, anakku menikah, aku memang sangat sayang dan memanjakan anakku sejak kecil.

Sejak ia menikah, aku tentunya mulai bertanggung jawab untuk merawat anakku serta menantuku. Aku sudah menganggap hal ini sebagai hal yang memang seharusnya. Awalnya aku pikir anakku mau tinggal denganku setelah menikah, tapi dia dan istrinya mengatakan kalau mereka pasangan muda dan butuh ruang gerak, akhirnya aku pun melepaskannya.

Tapi supaya dekat dan mudah menjaga mereka, aku dan suamiku kemudian pindah ke komplek tempat mereka tinggal. Setiap pagi aku akan pergi ke rumah anakku dan membantu mereka membuat sarapan dan membersihkan rumah. Setiap malam aku juga akan membantu mereka memasak dan menunggu mereka sampai mau tidur, aku baru pulang ke rumah.

Sampai suatu hari, aku masih melakukan hal yang sama setiap harinya, membawa sayur pulang dari pasar dan pergi ke rumah anakku, tapi hari itu aku tidak bisa membuka pintu rumah anakku. Bukan karena aku salah membawa kunci, tapi ternyata menantuku mengganti kunci rumahnya. Dia bilang, "Di komplek ini banyak pencuri, jadi…."

Hari itu, aku juga sama seperti biasanya, aku memasak sarapan untuk mereka, kemudian membersihkan rumah dan mencuci baju. Tapi, menantuku tidak memberikan kunci yang baru padaku, aku pikir mungkin dia lupa. Sampai malam harinya, anakku pulang, dia memberikanku kunci baru dengan tambahan, "Ma, jangan biarkan istriku tahu.."

Aku tahu hal ini tidak sesederhana kelihatannya. Keesokkan harinya, aku masih melakukan hal yang sama, pergi ke rumah anakku. Tapi sesampainya aku di depan rumah mereka, aku mendengar pertengkaran dari dalam rumah. "Kamu pasti kasih kunci ke mama kamu kan!"

"Siapa yang gak ngerasa risih, setiap mandi, taruh cucian di keranjang, besok paginya mama kamu pasti cuciin. Ngeliat semua pakaian dalam di jemuran, aku sama sekali gak senang karena dibantu, aku malah risih karena privasiku diganggu."
"Coba aja kamu liat, kamu terlalu dimanja mama kamu, setiap hari cuman tiduran di sofa, gak perlu ngapa-ngapain, gak pernah beres-beres, gak pernah buang sampah, kamu cuman gak disuapin aja, kalau nggak, kamu persis kayak anak-anak."
"Apa mama kamu gak bisa kayak mama orang lain, di masa tuanya menikmati hidupnya, pergi jalan-jalan atau liburan, atau pergi dengan teman-temannya menikmati teh sore, jangan terus kayak kamera yang merekam semua kegiatan kita."

Siapa sangka, ternyata aku mendengar semua itu dari mulut menantuku, ternyata inilah balasan dari "pengabdian 24 jam" aku. Tapi dari semuanya itu, yang paling membuatku sedih, justru jawaban dari anakku, "Dia itu mamaku, kamu mau aku gimana lagi?"

Aku selalu menyiapkan kedua tanganku untuk mereka, tapi ternyata, di mata menantuku, aku justru adalah seorang mama yang tidak mengerti keadaan,Sepulang dari rumah anakku hari itu, aku menangis di depan suamiku dan menceritakan semuanya, "Dia itu anak aku satu-satunya, keinginan terbesarku adalah menjaga mereka dan berkorban bagi mereka, tapi aku malah dinilai seperti itu."

Suamiku cuman menjawab, "Ini pasti salah paham aja, nanti aku coba ngomong sama mereka."

Tapi kemudian, suamiku berkata padaku, "Coba kamu liat temen-temen kamu, semua pada pergi berlibur, bahkan ada yang keliling dunia. Kamu juga orang yang suka berpetualang, tapi demi mereka, kamu malah jadi ibu rumahan yang ketinggalan jaman. Coba kamu pikirin.."

Kalimat dari suamiku ini, membuat aku berpikir sangat lama, setiap katanya menusuk sampai ke hatiku. Apa aku memang gak pengen pergi jalan-jalan?

Akhirnya aku langsung mengajak suamiku pergi ke sebuah taman besar. Di sana ada beberapa ekor kambing, aku dan suamiku masih sempat melihat induk kambing melahirkan anaknya. Melihat kedekatan induk dan anak, aku juga ingat dulu, aku dan anakku begitu dekat.

"Kalau induk kambing itu kayak kamu juga, gak berani melepaskan anaknya, dan selalu nempel terus sama anaknya, kambing kecil itu mana mungkin bisa hidup? Apalagi, siapa sih orang yang mau menikahi pria yang masih nempel terus sama mamanya? Kayak anak yang masih disusuin terus.." Suamiku tiba-tiba mengatakan hal ini. Sangat jelas, dia ingin aku mengerti sesuatu. Kemudian suamiku menambahkan, "Cinta seorang ibu yang sebenarnya, justru adalah momen dimana dia berani mundur dan melepaskan."
"Ibu yang tidak berani melepaskan anaknya dan mengira itu adalah cinta, justru mengambil seluruh kontrol dari kehidupan anaknya dan membuat anaknya tidak dewasa…"

Dalam hatiku aku berpikir, apakah aku benar-benar seorang mama yang seperti ini? Suamiku hanya tersenyum, kemudian dia membawaku pergi berlibur selama seminggu, aku dan suamiku banyak berfoto sebagai kenang-kenangan, dia bahkan mengajari aku bagaimana main instagram dan memosting foto kami berdua.

Kemudian, sepulang dari sana, aku menelepon anakku, aku bilang aku mau berkunjung ke rumahnya. Anakku jelas kaget, "Ma, bukannya mama punya kunci, datang aja langsung" Aku cuman tertawa, sampai malam itu, aku dan suamiku pergi ke rumah anakku. Aku bercerita tentang perjalanan liburan kami. Kemudian aku masih bercanda, "Kami berencana masih mau pergi liburan, kalian mau nyumbang gak? Hahaha"

Siapa sangka menantuku langsung menjawab, "Ma, mama boleh pergi beli tas baru kesukaan mama, aku transfer sekarang yah ma.."

Malam itu, aku sangat bahagia. Sebelum pulang, aku mengeluarkan kunci rumah anakku dan memberikannya pada mereka, "Mama nanti gak bisa sering datang, walaupun mau datang, mama pasti telepon dulu."

Anakku kebingungan, "Ma, kenapa mam?" Aku hanya menjawab, "Mama gak marah, mama cuman belajar mundur." Aku kemudian memeluk anakku, air mataku pun mulai menetes. Itulah pertama kali aku mengucapkan perpisahan dengan anakku. Selanjutnya, aku benar-benar melakukan banyak perjalanan berdua dengan suamiku. Kami berdua sudah pensiun, kalau tidak pergi jalan-jalan, kami bisa apa.. Anakku suka telepon dan bertanya dimana kami. Aku cuman membalasnya dengan mengirimkan fotoku dan suamiku. Siapa sangka fotoku ini kemudian dibagikan oleh menantuku ke teman-temannya.

Banyak orang bertanya, mengapa harus mempunyai anak? Menghasilkan keturunan atau mencari orang yang merawat di masa tua? Lalu ada orang yang menjawab dengan jawaban yang mengharukan, "Untuk berkorban dan menikmati."

Setiap orang tua pasti menjadikan anak mereka satu-satunya, demi anak, mereka rela mengorbankan apapun, bahkan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Namun yang lebih penting, apa yang didapat oleh anak-anak dari didikan orang tua?

Kalau ditanya, apa teladan paling baik yang bisa diberikan orang tua? Kebahagiaan terbesar yang bisa diberikan orang tua untuk anak-anak adalah suami istri yang rukun dan saling mencintai. Karena kebahagiaan orang tua, pekerjaan orang tua, bahkan posisi sosial orang tua adalah hal-hal yang dipelajari oleh anak-anak.

Kita tidak boleh membiarkan anak-anak kurang kasih sayang di masa kecil, juga tidak boleh membiarkan anak-anak kurang mandiri setelah dewasa.

Tuesday, April 4, 2017

Pikun

Sumber : Shirley Theresia

Tercenung membaca tulisan Bu S. Mara Gd ini.

"Sekadar sharing:
Orang yang mulai memasuki tahap pikun, perangainya berubah drastis. Waktu Mama pada tahap itu, perangainya minta ampun ajaibnya dan sangat menguji kesabaran.
Pada saat itu Mama belum ada gejala pikun. Masih bisa baca koran, diajak bicara jawabannya masih normal, segala sepertinya masih ingat.
Tapi perangainya berubah, di antaranya selalu mencari kesalahan orang di sekitarnya.
Segala yang dilakukan orang lain tidak ada yang bener, pasti dikritik ini salah, itu salah. Misalnya, aku lagi masak, lalu Mama muncul di dapur, dari jarak 3 meter dia tanya, "Masak apa?" Dan setelah aku jawab, Mama akan bilang, "Pasti tidak kamu kasi gula!" (atau garam, atau apalah pokoknya). Kan menjengkelkan toh, lha wong dari jarak 3 meter, belum dicoba, kok tau tidak dikasi gula atau garam ato apa. Tapi begitulah.
Belakangan aku baru mengerti bahwa Mama berbuat itu untuk membuktikan kepada dirinya sendiri dan orang lain, bahwa dia masih yang paling benar, yang paling pandai, yang paling tahu.
Keanehan lain, Mama selalu merasa orang lain membicarakan dia. Asal lihat orang lain berbicara, Mama bilang, "Ngrasani aku apa?" Jadi paranoid. Selalu curiga orang ngerasani dia.
Yang ketiga, selalu merasa orang lain mencuri barangnya. Selalu menuduh orang lain mengambil barangnya. Dari duit, sampe makanan sampe pakaian, sampe kunci, dah apa saja, pasti barangnya dicuri orang.
Yang keempat suka mengarang cerita bohong. Tidak ada peristiwa itu tapi bisa mengarang seolah-olah terjadi sungguh-sungguh. Dalam hal ini ceritanya selalu orang lain berbuat jahat kepadanya, merasa dizolimi gitulah istilahnya.
Yang kelima, selalu memberontak. Orang ngomong kiri, dia malah sengaja ke kanan. Pokoknya sama sekali tidak mau dibantu, tidak mau diatur, tidak mau nurut sama sekali. Supaya dia mau pake pampers aja, harus bertengkar dulu, karena ga mau.
Proses ini pada Mama terjadi sekitar 10 tahun. Dari mulai pikunnya tidak kentara, hingga akhirnya masuk ke kategori pikun. Setelah masuk ke tahap pikun, perangainya berubah 180 derajat, Mama menjadi seperti anak manis, 100% menurut, dan hepi selalu tertawa. Sudah lenyap segala sifat antiknya.
Mengapa aku berbagi pengalaman ini?
Banyak anak tidak mengerti bahwa sebelum kita melihat gejala pikun itu pada orangtua kita yang lansia, mereka sendiri sudah merasa ada penurunan kemampuan, dan mereka berusaha memeranginya, tidak mengakuinya, menutupinya, supaya orang lain tidak tahu. Karena itulah perangai mereka berubah. Mereka mau selalu dianggap benar, selalu dianggap bisa, selalu dianggap tahu segala.
Itu adalah respons yang alami terutama pada orang-orang lansia yang tadinya sangat kapabel dalam segala hal. Pada lansia yang tadinya tidak terlalu kapabel, perubahan perangai itu tidak terlalu parah.
Jadi bila kita menghadapi lansia yang menurut kita masih "normal" tapi perangainya berubah ajaib, kita harus sadar bahwa lansia itu sudah akan pikun.
Ini supaya kita tidak stress menghadapinya, dan kita bisa menyusun kiat untuk mengatasinya.
Fase ini akan lewat setelah lansia itu benar-benar masuk tahap pikun.
Yang sabar aja selama tahun-tahun transisi itu.
Mereka tidak bermaksud menyulitkan hidup anak-anaknya, itu adalah sesuatu yang tidak bisa mereka perangi.
Jangan dimusuhi, jangan dijahati, jangan dicuekin wlp ini merupakan ujian kesabaran bagi kita.
Jaga aja kesehatan mereka, dampingi mereka, rawat mereka baik-baik supaya panjang umurnya dan bila nanti orangtua kita benar-benar pikun, kita punya kehormatan untuk merawat mereka seperti merawat anak balita kita. Saat itulah kita bisa membalas sedikiiiiit budi baik mereka yang telah membesarkan kita."

Tuesday, March 28, 2017

Kamus Besar Bahasa Indonesia Punya 17 Kata Baru yang Unik

Kamus Besar Bahasa Indonesia Punya 17 Kata Baru yang Unik

Pernah dengar kata Pramusiwi? Pranala? Gawai? Kata-kata tersebut adalah kata-kata baru di Bahasa Indonesia, yang muncul bersamaan dengan era teknologi saat ini. Kata-kata tersebut digunakan untuk menggantikan kebiasaan kita menggunakan Bahasa Inggris.

Kata seperti "Unduh" yang menggantikan Download, "Unggah" yang menggantikan Upload, "Simpan" yang menggantikan Save, dan "Potong" yang menggantikan Cut, sudah sering kita gunakan dalam penggunaan teknologi.

Ternyata masih ada beberapa kata yang terlalu baru dan unik bermunculan dalam KBBI. Berikut penulis paparkan beberapa kata baru yang masih begitu jarang digunakan.

- Gawai
Gawai adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kata Gadget. Jangan terkejut, karena gawai juga memiliki arti sebagai perkakas atau alat.

Ponsel, laptop, tab, komputer dan sebagainya secara tidak langsung juga berupa alat atau perkakas. Kata Gadget, atau sering dieja gejed, sudah terlalu terbiasa diucapkan oleh masyarakat Indonesia. Saat ini, media cetak dan daring nasional sudah mulai menggunakan kata Gawai untuk menggantikan Gadget.

- Pramusiwi
Masih terbiasa menyebut kata babysitter untuk penjaga dan pengasuh bayi? Tenang. Dalam Bahasa Indonesia, babysitter berarti Pramusiwi. Biasakan, yah.

- Tetikus
Ehm, silakan arahkan kursor tetikus Anda ke sudut kiri situs ini. Kalian tahu apa arti tetikus, kan?

- Warganet
Warganet muncul untuk menggantikan kata Netizen. Sebelumnya, kata Netizen juga muncul sebagai plesetan dari kata Citizen di internet. Jadi, siap-siap mendirikan RW (Rukun Warganet) di grup Facebook Anda.

- Pranala
Kata Pranala muncul untuk menggantikan kata Hyperlink atau Link, yang sudah terbiasa disebut dalam bahasa IT.

- Daring dan Luring
Daring muncul untuk menggantikan online. Daring juga akronim dari dalam jaringan. Sedangkan Luring adalah akronim dari luar jaringan muncul untuk menggantikan kata offline.

- Swafoto
Swafoto berarti foto sendiri, atau mengambil foto dengan usaha sendiri. Kata ini muncul untuk menggantikan kata selfie.

- Peladen
Mirip profesi seseorang yang bertugas untuk meladeni. Tapi, faktanya kata peladen muncul untuk menggantikan kata server.

- Komedi Tunggal
Frase ini muncul untuk menggantikan frase stand up comedy yang sebenarnya kalau dialihbahasakan menjadi komedi berdiri.

- Saltik
Seperti daring dan luring, kata Saltik juga merupakan akronim, yang berarti Salah Ketik. Langsung tahu kan, kata ini untuk menggantikan kata apa?

- Derau
Noise yang sebenarnya berarti ribut, sering pula digunakan untuk suara yang tidak diperlukan dalam satu rekaman suara atau video. Kata noise itu digantikan oleh kata Derau.

- Pratayang
Anda masih sering menggunakan kata Preview? Silakan gantikan dengan kata Pratayang.

- Hektare
Ini sebenarnya kata lama, hektar, tapi perbedaannya adalah huruf 'e', untuk kata ini tetap ditulis dan tetap dibaca.

- Portofon
Kata ini muncul untuk menyebut Handy Talkie (atau HT) dalam bahasa Indonesia.

- Mangkus dan Sangkil
Kalian tahu, mangkus berarti efektif, sangkil berarti efisien. Begitu saja singkatnya.

- Narahubung
Kata ini digunakan untuk menggantikan frasa contact person.

- Pelantang
Kata ini digunakan untuk menggantikan kata Microphone.

Masih banyak kata lainnya, yang masih belum dikenal luas, dan digunakan warga Indonesia seluruhnya. Beberapa ahli bahasa, media, penulis, wartawan, dan pengguna bahasa lainnya sudah menggunakannya.

Kita kapan? Mari cintai Bahasa Indonesia, seperti janji pemuda kita tahun 1928 silam.

Saturday, March 25, 2017

Air terjun yg indah

https://mp.weixin.qq.com/s?__biz=MzIwODE5NDQwMQ==&mid=2659453946&idx=6&sn=3e483583ee10b09ca962c9679be7d1c7&chksm=8c7675f4bb01fce267fec5cf2e464392a466e397da0c8307e11444c142f561adf1d7f660e4e9&scene=0&key=82438a29ddf26010f15639ca5836471eaa2b080ae4ca1943e4720802ee2c435e6749d93d81170991bf6af9710faee3efe68f66b6b147d7d1e12339ee0fe3c7fba9c8ead4b903c802f99285edf59d7334&ascene=7&uin=MjAxNDE0MjI0Ng%3D%3D&devicetype=android-19&version=26050441&nettype=WIFI&abtest_cookie=AQABAAgAAQBDhh4AAAA%3D&pass_ticket=BFU%2BvmJWKivhZacn3eAc1ied47n2a8GwB6GpGd14WpKFg6q9e9zgAWr435e53VOw&wx_header=1

Orang terkaya di Indonesia

Melansir Globe Asia, Senin (20/3/17)berikut daftar lengkap 150 orang terkaya di Indonesia setelah TAX AMNESTY :

150. Ishak Charlie
Arga Citra Kharisma
US$ 530 juta

149. Marimutu Maniwanen
Busana Apparel Group
US$ 570juta

148. Setiawan Djody
Setdco Group
US$ 535 juta

147. Tandean Rustandy
Arwana Citramulia
US$ 540 juta

146. Bambang Setijo
Pan Brothers
US$ 550 juta

145. A Siang Rusli ALI
CAPITAL GROUP
Kurnia Tetap Mulia
US$ 573 juta

144. Jacobus Busono
Pura Group
US$ 575 juta

143. Fajar Suhendra
Sumatra Growth Group
US$ 578 juta

142. Soedjono
Wira Sakti Adimulya
US$ 581 juta

141. Mintarjo Halim
Sandratex
US$ 593 juta

140. Batihalim Stefanus
Nojorono Tobacco
US$ 595 juta

139. Rudy Unjoto
Daliatex Kusuma
US$ 596 juta

138. A Tong
Roda Vivatex
US$ 598 juta

137. Honggo Wendratno
Arsari Pratama
136. Anna Bambang Surjo Sunindar
Kirana Tanker
US$ 600 juta

135. Ricardo Gelael
Fast Food Indonesia
US$ 605 juta

134. Iskandar Widyadi
Bank Jasa Jakarta
US$ 612 juta

133. Shindo Sumidomo
Siantar Top
US$ 613 juta

132. Siti Hardijanti Rukmana
Citra Lamtoro Gung Persada
US$ 615 juta

131. Mardjoeki Atmadiredja
Surya Toto Indonesia
US$ 617 juta

130. Widarto
Sungai Budi Group
US$ 620 juta

129. G Lukman Pudjiadi
Jayakarta Group
US$ 622 juta

128. GS Margono
Gapura Prima Group
US$ 625 juta

127. Stanley S Atmadja
Asco Automotive
US$ 627,5 juta

126. Samin Tan
Borneo Lumbung
US$ 630 juta

125. Rachmat Gobel
Gobel International
US$ 635 juta

124. Bambang Trihatmodjo
Asriland
US$ 655 juta

123. Karmaka Surjaudaja
OCBC NISP Group
US$ 657 juta

122. Ilham Habibie dan Thareq Habibie
Ilthabi Rekatama
US$ 658 juta

121. Elizabeth Sindoro
Dan Liris, Paramount Group
US$ 661 juta

120. Budi Purnomo Hadisurjo
Optik Melawai
US$ 665 juta

119. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sultan Yogyakarta
US$ 672 juta

118. Sendi Bingei
Sumatra Tobacco Trading: Tobacco, food
US$ 690 juta

117. Johanes B. Kotjo
Apac Group: Textiles
US$ 710 juta

116. Anton Setiawan
Tunas Group
US$ 715 juta

115. Pontjo Sutowo
Nugra Sentana Group
US$ 718 juta

114. Kaharudin Ongko
Ongko Group
US$ 725 juta

113. Tan Tjai Kie
Gunung Garuda Steel
US$ 727 juta

112. Winarko Sulistyo
Fajar Surya Wisesa
US$ 732 juta

111. Siswono Yudohusodo
Bangun Cipta Sarana: Construction, livestock breeding
US$ 733 juta

110. Soetjipto Nagaria
Summarecon Group
US$ 735 juta

109. Paulus Tumewu
Ramayana Group
US$ 742 juta

108. Johnny Widjaja
Sintesa Group
US$ 744 juta

107. Henry Onggo
Ratu Sayang Group
US$746 juta

106. Benny Suherman
Studio 21 Group
US$ 748 juta

105. Chandra Lie dan Hendry Lie
Sriwijaya Air
US$ 748,5 juta

104. Boyke Gozali
Mitra Adi Perkasa
US$ 751 juta

103. Oesman Sapta Odang
OSO Group
US$ 751,8 juta

102. Muljadi Budiman Honda Prospect Motor
US$ 765 juta

101. Didi Dawis
Ling Brothers
US$ 768,4 juta

100. Djoenaedi Joesoef
Konimex
US$ 770 juta

99. Iwan Lukminto
Sritex Group
US$ 771 juta

98. Tatang Hermawan
Fuju PalapaTextiles, Bank Parahyangan
US$ 773 juta

97. Sabana Prawirawidjaja
Ultrajaya Group
US$ 780 juta

96. Jahja Santoso
Sanbe Farma
US$ 781,6 juta

95. Rudolph Merukh dan Lucky Merukh
Merukh Enterprises
US$ 782 juta

94. Sukamdani Sahid Gitosardjono
Sahid Group
US$ 790 juta

93. Yos Sutomo
Sumber Mas
US$.792 juta

92. K. Gowindasamy
Mitra Jaya Group
US$ 794 juta

91.Surya Dharma Paloh
Media Indonesia
US$ 796,8 juta

90. Dahlan Iskan
Jawa Pos Group
US$ 797,4 juta

89. Kris Taenar Wiluan
Citra Mas Group
US$ 801 juta

88. Keluarga Hendro Setiawan
Pikko Group
US$ 803 juta

87. Rosan Roeslani
Recapital
US$ 804 juta

86. Trihatma K Haliman
Agung Podomoro Group
US$ 822 juta

85. Mohammad Reza Chalid
Global Energy Resources
US$ 825 juta

84. Harry Sanusi
Kino Group
US$ 827 juta

83. Sugiono W Sugialam dan Kindarto Kohar
Trikomsel Group
US$831 juta

82. Jimmy Masrin
Lautan Luas Group
US$ 832 juta

81. Ginawan Tjondro
CNI Group
US$ 835 juta

80. Rudy Suliawan
Karang Mas Sejahtera
US$ 840 juta

79. Arifin Panigoro dan Hilmi Panigoro
Medco Group
US$ 842,7 juta

78. Kiki Barki
Harum Energy Group
US$ 845 juta

77. Henry Pribadi
Napan Group
US$  846 juta

76. Alim Markus
Maspion Group
US$ 847 juta

75. Iwan Budi Brasali dan Aldo Brasali
Brasali Group
US$ 847,8 juta

74. Hendro Gondokusumo
Intiland
US$ 851 juta

73. Amirsjah Risjad
Risjadson Group
US$ 852,7 juta

72. Heru Hidayat
Inti Agri Resources
US$ 853 juta

71. Wiwoho B Tjokronegoro
Indika Energy
US$ 855 juta

70. Sutanto Djuhar
First Pacific
US$ 857 juta

69. Agus Lasmono Sudwikatmono
Indika Energy
US$ 858,5 juta

68. Purnomo Prawiro
Blue Bird Group 
US$ 861 juta

67. Tan Kian
Dua Mutiara
US$ 863 juta

66. AHK Hamami
ABM Investment Trakindo Group
US$ 865 juta

65. Sofjan Wanandi
Gemala Group, Santini Group
US$ 872 juta

64. Sudhamek
Garuda Food Group
US$ 872,8 juta

63. Soegiharto Sosrodjoyo
Rekso Group
US$ 873,8 juta

62. Bachtiar Karim
Musim Mas
US$ 882 juta

61. Desi Sulistio Hidayat dan keluarga
Sido Muncul
US$ 884 juta

60. Harjo Sutanto
Wings Group
US$ 886 juta

59. Subianto Tjandra
Ateja Group
US$ 888 juta

58. George Tahija dan Sjakon Tahija
Austindo Nusantara Jaya
US$ 888,6 juta

57. Kuncoro Wibowo
Ace Hardware
US$ 889,1 juta

56. Hutomo Mandala Putra
Humpuss
US$ 891 juta

55. Muki Tan
Rodamas Group
US$ 892 juta

54. Eka Tjandranegara
Mulia Group
US$ 893 juta

53. John Chuang
Ceres Indonesia, Petra Food
US$ 895 juta

52. Prajogo Pangestu
Barito Pacific Group
US$ 896,5 juta

51. Jan Darmadi
Jan Darmadi Group
US$ 897,2 juta

50. Osbert Lyman
Lyman Group: Property, plantations
US$ 898 juta

49. Jusuf Kalla dan keluarga
Kalla Group
899 juta

48. Boenjamin Setiawan dan keluarga
Kalbe Farma
US$ 899,3 juta

47. Sandiaga Uno
Saratoga, Recapital: Private equity, investment
US$ 900 juta

46. Alexander Tedja dan Melinda Tedja
Pakuwon Group 
US$ 902 juta

45. Benny Subianto
Persada Capital Group
US$ 905 juta

44. Hashim Djojohadikusumo
Arsari Group
US$ 1,030 miliar

43. Tomy Winata
Artha Graha Group
US$ 1,1 miliar

42. Luntungan Honoris
Modern Group
US$ 1,15 miliar

41. Johan Lensa
J Resources
US$ 1,26 miliar

 40. Gunawan Jusuf
Sugar Group Companies
US$ 1,3 miliar

39. Handojo Santoso
Japfa Comfeed Group
US$ 1,52 miliar

38. Sugianto Kusuma (Aguan)
Agung Sedayu, Bank Artha Graha 
US$ 1,53 miliar

37. Martias dan Tjiliandra Fangiono
First Resources 
US$ 1,55 miliar

36. Mu’min Ali Gunawan
Panin Group
US$ 1,57  miliar

35. Husein Djojonegoro
ABC, Orang Tua Group
US$ 1,61 miliar

34. Teddy Thohir dan Garibaldi Thohir
TNT Group
US $1,642 miliar

33. Rusdi Kirana
Lion Air Group 
US$ 1,65 miliar

32. Dato Low Tuck Kwong
Bayan Resources 
US$ 1,68  miliar

31. Hartadi Angkosubroto dan Husodo Angkosubroto
Gunung Sewu Group 
US$ 1,75 miliar

30. Murdaya Poo dan Siti Hartati Murdaya
Central Cipta Murdaya 
US$ 1,78 miliar

29. Kartini Muljadi dan Handojo S Muljadi
Tempo Scan Group
US$ 1,85 miliar

28. Suryadi Darmadi
Duta Palma Nusantara Group
US$ 1,88 miliar

27. Benjamin Jiaravanon dan Jialipto Jiaravanon
Charoen Pokphand Indonesia 
US$ 1,92 miliar

26. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
Harita Group
US$ 1,93 miliar

25. The Nin King
Argo Manunggal Group
US$ 1.95  miliar

24. Djoko Susanto
Sumber Alfaria Trijaya
US$ 1,985 miliar

23. Aksa Mahmud
Bosowa Corporation
US$ 2,1 miliar

22. Ciputra
Ciputra Group 
US$ 2,2 miliar

21. Jakob Oetama dan Lilik Oetama
Kompas Gramedia Group 
US$ 2,3 miliar

20. Haryanto Adikoesoemo
AKR Corporindo 
US$ 2,48 miliar

19. Hary Tanoesoedibjo
MNC Group
US$ 2,56 miliar

18. Eddy Sariaatmadja dan Fofo Sariaatmadja
Elang Mahkota Teknologi
US$ 2,72 miliar

17. Edwin Soeryadjaya
Saratoga, Recapital, Plantation BB
US$ 3,6miliar

16. Martua Sitorus 
Wilmar International 
US$ 3,8 miliar

15. Tahir
Mayapada Group
US$ 3,85 miliar

14. Peter Sondakh
Rajawali Group 
US$ 3,87 miliar

13. Sjamsul Nursalim
Gajah Tunggal Group
US$ 3,88 miliar

12. Theodore P Rachmat
Triputra Group, Adaro
US$ 3,9 miliar

11. Mochtar Riady
Lippo Group 
US$ 4,2 miliar

10. Sukanto Tanoto
Royal Golden Eagle
US$ 4,8 miliar

9. Eddy William Katuari
Wings Group
US$ 4,85 miliar

8. Aburizal Bakrie
Bakrie Group
US$ 4,86 miliar

7. Putera Sampoerna
Sampoerna Strategic 
US$ 4,865 miliar

6. Sri Prakash Lohia 
Indorama Group 
US$ 4,87 miliar

5. Chairul Tanjung
CT Corp 
US$ 5,7 miliar

4. Susilo Wonowidjojo
Gudang Garam 
US$ 7,3miliar

3. Eka Tjipta Widjaja
Sinar Mas Group 
US$8,6 miliar

2. Anthoni Salim
Salim Group, First Pacific 
US$ 10,2 miliar

1. Robert Hartono & Michael Hartono 
Djarum Group BCA
US$ 10,5 miliar
(Vna/Ndw)